ANGGOTA SERIKAT PETANI LUMAJANG SUDAH MULAI BERBICARA EKONOMI
MELALUI BUDIDAYA JAMUR
MELALUI BUDIDAYA JAMUR
Serikat Petani Lumajang (SPL) kebanyakan anggotanya adalah petani Reclaiming begitu mereka menyebutkan golongannya, yaitu petani yang dalam aktivitas produksinya mengandalkan tanah garapan yang mereka ambil dari tanah negara yang menurut mereka selama ini terlantar. Pengurus SPL selama ini dan sampai sekarang ini terus berusaha berjuang agar petani anggotanya bisa tetap mengelola lahan yang mereka ambil. Mereka harus berhadapan dengan perhutani karena sebelumnya Perhutani telah mengklaim kalau tanah yang diambil petani adalah tanah Perhutani. Karena banyaknya anggota Serikat Petani Lumajang yang tersebar di 11 kecamatan, maka sangat menguras waktu, tenaga maupun biaya untuk melakukan konsolidasi-konsolidasi baik di internal organisasi mulai dari pengurus sampai pada kelompok-kelompok dan eksternal organisari. Dalam proses advokasi dan konslidasi-konsolidasi, sering sekali pengurus mengeluarkan biaya yang diambil dari saku pribadi karena memang organisasi belum belum mempunyai modal untuk operasional organisasi.
Dari kondisi inilah ahirnya mereka mulai berfikir agar bisa mendapatkan penghasilan ekonomi yang lebih tanpa meninggalkan tugas dan tanggung jawab ekonomi. Ahirnya mereka memulai dengan usaha budidaya jamur tiram yang dianggap menguntungkan dan tidak memerlukan modal yang banyak. Selain itu dalam kesehariannya wanita baik itu ibu rumah tangga maupun anak perempuan bisa berperan banyak dalam aktivitas ini karena budidaya jamur membutuhkan ketekukan dan keterampilan yang kebanyakan dimiliki wanita.
Memulai Dengan Budidaya Jamur
Anggota SPL memulai bididaya jamur awalnya melalui dengan membeli baglog atau media jamur yang sudah siap tumbuh dari daerah Malang dengan harga RP. 3000/log. Misnati salah seorang anggota SPL yang pada waktu itu juga ikut membeli log/media siap tumbuh dari daerah Malang harus mengeluarkan uang 3 juta lebih untuk mendatangkan 1000 log/media dari Malang kerumahnya di daerah kandangtepus kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Biaya yang cukup banyak besar bagi kebanyakan petani anggota SPL. Setelah itu ahirnya mereka berfikir bagaimana supaya mereka bisa membuat log/media jamur sendiri tanpa harus membeli dan mendatangkan dari daerah Malang yang membutuhkan modal besar. Ahirnya mereka tahu ternyata ada jaringan SPL di Malang yang selama ini bisa membuat log/media jamur tersebut yaitu KKPM (Kelompok Kajian dan Pengembangan Masyarakat) Malang.
Setelah SPL melakukan komunikasi dengan Ubaidilah Al-basith atau ubed salah satu anggota KKPM yang kebetulan juga sebagai Sekretaris Daerah Aliansi Petani Indonesia Jawa Timur, ahirnya SPL mereka sepakat untuk melakukan pelatihan budidaya jamur tiram di lumajang yaitu di rumah Misnati.
Dari hasil pelatihan itu sekarang Misnati sudah bisa membuat log. Media jamur sendiri dengan biaya Rp. 700/log jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli log di malang yang memerlukan biaya Rp. 3200/log, mereka bisa mengirit biaya sebesar Rp 2500/log. Sekarang ini Misnati sudah mempunyai log/media jamur yang dibuat sendiri sebanyak 2000 log. Dari pembuatan 2000 log tersebut misnati sudah bisa memanen jamur tiap hari sebanyak 7-12 kg/hari dengan harga jual Rp 12.000. dari panen tersebut berarti Misnati sudah memepunyai pendapatan Rp 84-144.000 perhari. Penghasilan yang cukup besar bagi seorang petani yang hidup di desa. Selain Misnati banyak anggota SPL yang sudah dan akan melakukan budiaya Jamur yaitu pak Atim dan Pak Junaidi (ketua SPL) di kecamatan Pasrujambe, pak Supangkat (sekjen SPL) di Kec. Senduro, pak Nardi di kecamatan Gucialit dan masih banyak lagi.(Sugiono)