tag:blogger.com,1999:blog-50498380366667805372024-03-04T21:42:58.832-08:00KKPM 193KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-7508578359882052772011-10-07T09:32:00.000-07:002011-10-07T09:36:56.166-07:00Tuntutan Petani Lumajang Bubarkan Perhutani<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ3FdCchyMCKFVL7jsbcyCHoti4pjnu6R1t7li0aT_UypGQfZtgrt4KwloeT7JH0RIFXgwE4S_d2kHXMIPpJXN5MoTPIamCVcZz2SH48NXGm-fYxeId8AoVqoJUX00yqw3z3bQawBjhanl/s1600/hari+tani+2011.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ3FdCchyMCKFVL7jsbcyCHoti4pjnu6R1t7li0aT_UypGQfZtgrt4KwloeT7JH0RIFXgwE4S_d2kHXMIPpJXN5MoTPIamCVcZz2SH48NXGm-fYxeId8AoVqoJUX00yqw3z3bQawBjhanl/s1600/hari+tani+2011.jpg" /></a></div><span class="fullpost"> </span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-57902053864141868032010-08-17T07:41:00.000-07:002010-08-17T07:41:59.688-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPaZsq0NT98mrDEX-MmNy8eELOcBPPzRWOewJiRKd4eyGLnAOYM3ETVykdgtWHjEH3_KH57E9oHEd_uka-eMJF90Ro5FLLvMzCvnLKGyVcqI-xyLqufa6csZRcKLVPALqgZi-5aYTF1WNL/s1600/IMG0126A.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPaZsq0NT98mrDEX-MmNy8eELOcBPPzRWOewJiRKd4eyGLnAOYM3ETVykdgtWHjEH3_KH57E9oHEd_uka-eMJF90Ro5FLLvMzCvnLKGyVcqI-xyLqufa6csZRcKLVPALqgZi-5aYTF1WNL/s200/IMG0126A.jpg" width="200" /> </a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPaZsq0NT98mrDEX-MmNy8eELOcBPPzRWOewJiRKd4eyGLnAOYM3ETVykdgtWHjEH3_KH57E9oHEd_uka-eMJF90Ro5FLLvMzCvnLKGyVcqI-xyLqufa6csZRcKLVPALqgZi-5aYTF1WNL/s1600/IMG0126A.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs3Mtwc5tmj3alibH2KX-6KGAdsquYASSKQ7XV7Wun90xhDGKIOAIacxnNgYcgY4AOOxlhTg8-JCHM_Oz9AGM393s6brx6Pkuwdlkrpn9hSw07Ans8SPCkw1BCxVIUzRyGLHm0tKMwrGvG/s1600/IMG0135A.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs3Mtwc5tmj3alibH2KX-6KGAdsquYASSKQ7XV7Wun90xhDGKIOAIacxnNgYcgY4AOOxlhTg8-JCHM_Oz9AGM393s6brx6Pkuwdlkrpn9hSw07Ans8SPCkw1BCxVIUzRyGLHm0tKMwrGvG/s320/IMG0135A.jpg" /></a>HARGA SEMBAKO MELAMBUNG HARGA KOPI TERJUN<br />
<br />
Melambungnya Harga-harga bahan pangan dan sayuran mulai bulan juni sampai sekarang bulan agustus ternyata tidak diikuti oleh kenaikan harga kopi. Selain karena faktor perubahan cuaca yang meyebabkan gagal panen serta karena faktor menjelang datangnya hari Raya Idul Fitri juga telah ikut mendongkrak beberapa komoditi hasil pertanian. Tapi sayang ditengah-tengah naiknya beberapa harga komoditi pertanian harga kopi justru mengalami penurunan. Menurut Muari petani Kopi yang juga menjadi Penasehat pada beberapa kelompok Organisasi Tani diantaranya Kelompok Petani Kopi Antansari dan Serikat Petani Tlogo Makmur di desa Tlogosari kecamatan Tirtoyudo kalau tahun kemarin yakni tahun 2009 harga kopi bisa mencapai antara Rp. 16.000 – 18.000, tapi sekarang harga kopi hanya berkisar antara Rp. 12.000 – 13.700. pada bulan agustus ini harga kopi sudah lumayan mengalami kenaikan dibandingkan pada awal-awal juni kemarin yang hanya Rp. 12.000 dan harga kopi sekarang adalah Rp 13.700. dari penurunan harga kopi ini diperkirakan petani mengalami kerugian antara 4-4,3 juta/ton kopi berasan. Dari kerugian tersebut berarti telah kehilangan pendapatan antara Rp. 333.000 – Rp 358.000, angka yang cukup besar bagi orang yang tinggal di pedesaan.<br />
<br />
Selama ini pemasaran kopi di daerah Malang selatan yang meliputi Kecamatan Ampelgadding, Tirtoyudo, Sumbermanjing dan Dampit masih dimonopili eksportir Kopi PT. Asal Jaya yang merupakan satu-satunya eksportir yang ada di daerah ini. Petani tidak bisa melakukan negosiasi langsung untuk menetapkan Harga jual kopi karena kebanyakan mereka menjualnya melalui tengkulak atau pedagang yang ada di pasar Dampit. Sebenarnya sebagian dari mereka sudah mempunyai kelompok petani kopi yang bisa berhubungan langsung dengan pihak eksportir yang di fasilitasi oleh Petugas Penyuluh pertanian. Tapi bukanya semakin banyak yang mau menyetor kopi langsung melalui kelompok ke PT. Asal Jaya, justru setiap tahun banyak anggota yang tidak mau menyetor kopi melalui kelompoknya. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka menganggap kalau mereka menyetor kopi melalui kelompok terlalu banyak proses yang harus dilakukan sehingga mereka harus membuang banyak waktu, tenaga dan modal sedang selisih harga tidak signifikan yakni antara Rp. 500-Rp 1000. Padahal kalau dihitung biaya untuk melakukan proses pengolahan kopi pasca panen berdasarkan aturan yang disampaikan oleh PPL Pertanian itu kalau mereka hitung diperkirakan antara Rp. 1000-Rp 1500. <br />
<br />
Tidak Ada Transparasi Penetapan Harga dalam Kelompok<br />
Selain faktor selisih harga antara menjual melalui kelompok dengan menjual langsung kepada tengkulak yang tidak begitu besar, masalah transparasi penetapan harga juga menjadi alasan bagi mereka untuk tidak menjual kopi melalui kelompok. Karena selama ini kelompok tidak pernah dilibatkan dalam negosiasi penetapan harga dengan eksportir Asal Jaya. Selama ini mereka hanya mengetahui harga dari PPL pertanian melalui pertemuan rutin kelompok petani kopi. Di Desa Tlogosari Kecamatan Tirtoyudo misalnya, walaupun sudah ada kelompok Petani kopi Antansari yang telah lama terbentuk dan rutin melakukan pertemuan setiap bulan tapi nyatanya mereka masih tetap menjual kopi kepada pedagang yang ada di pasar Dampit.(Sugiono)</div><span class="fullpost"> </span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-46073552938026799582010-08-17T07:37:00.000-07:002010-08-17T07:37:15.245-07:00PETANI LUMAJANG DEBAT DENGAN PERHUTANI<blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhryreE-4tgPIpJVr3ZCGGiYeaDHwBKFpYPun1wHpsSCinlk0mkpyA-zEvbmr_1p_-ut5qTAdKHgfHlVSe3hhEGlUamEKzqv_YNhwxf8oBEUu-lUZw1Ub-9aDsOOV6uidO9UfAiEOzJtMVW/s1600/Foto-0010.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhryreE-4tgPIpJVr3ZCGGiYeaDHwBKFpYPun1wHpsSCinlk0mkpyA-zEvbmr_1p_-ut5qTAdKHgfHlVSe3hhEGlUamEKzqv_YNhwxf8oBEUu-lUZw1Ub-9aDsOOV6uidO9UfAiEOzJtMVW/s320/Foto-0010.jpg" width="320" /></a></div><a name='more'></a></blockquote><meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="CONTENT-TYPE"></meta><title></title><meta content="OpenOffice.org 3.2 (Win32)" name="GENERATOR"></meta><style type="text/css">
<!--
@page { margin: 2cm }
P { margin-bottom: 0.21cm }
A:link { so-language: zxx }
-->
</style> <br />
<div style="margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #00ccff;"><i><b>Sabtu, 07 Agustus 2010</b></i></span></div><div align="CENTER" lang="es-ES" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #339966;"><span style="font-size: medium;"><b>Senduro</b></span></span></div><div align="CENTER" lang="es-ES" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #339966;">”<span style="font-size: medium;"><b>Dialog terbuka membahas tentang permasalahan pertanahan dan kehutanan”</b></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;"><span style="color: #339966;"><span lang="es-ES"> </span></span>Kedatangan kami di Kecamatan ini disambut hangat oleh SekJen SPL (Serikat Petani Lumajang) yaitu Bpk Supangkat. Beliau mempersilahkan kam untuk beristirahat di rumah beliau yang asri dan nyaman. Kami banyak meluangkan waktu untuk membahas permasalahan yang ada di wilayah lumajang, dengan pola-pola pendekatan yang persuasive. Keadaan di lumajang baru-baru ini memanas akibat perselisihan antara petani dengan pihak LMDH dan Perhutani dan Kepala Desa. Permasalahan ini, banyak mengundang wartawan elektronik dan media cetak untuk meliput. Sehingga Pada Hari Mingggu tanggal 08 Agustus 2010 diadakan “Dialog Terbuka membahas tentang permasalahan pertanahan & kehutanan” .yang bertempat di balai desa Kertowono.</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;">Para petani mulai geram dengan keadaan ini, karena para petani merasa di takut-takuti oleh pihak perhutani yang bekerjasama dengan oknum kepolisian. Keadaan semakin memanas saat proses dialog yang dilakukan oleh Pengacara Kantor Bantuan Hukum Rakyat Bpk Jarmoko,S.H dengan para petani dalam menjelaskan alur proses penangkapan petani di balai desa yang dirasa sangat memberatkan pihak petani. Proses pembelajaran bersama ini kami lakukan, agar tidak akan ada lagi petani yang di takut-takuti oleh pihak lain. Hadir pula di foru diskusi tersebut perwakilan dari Aliansi Petani Indonesia Jatim, serta Kelompok Kajian dan Pengembangan Masyarakat. </div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;">Esok harinya, acara yan din anti terselenggara. “Dialog Terbuka membahas tentang permasalahan pertanahan & kehutanan” .yang bertempat di balai desa Kertowono dihadiri oleh Ketua Dewan Tani SPL Bpk. Junaedi, Pengacara KBHR Bpk. Jarmoko,SH, API Jatim, KKPM Malang, Ketua LMDH Kertowono Bpk. Asman, Kepala KRPH Guci Alit Bpk.Subur,serta Kepala Desa Kertowono Bpk. Busir yang dimoderatori oleh Musta’in. Yang diselenggarakan oleh Organisasi Tani Local yang merupakan anggota SPL yaitu Paguyuban Petani kertowono yang di ketua oleh Bpk. Wage. Acara ini juga dihadiri seluruh anggota SPL dari seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang, dan sangat banyak mengundang respon banyak pihak.</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm; text-indent: 1.27cm;">Posisi SPL adalah memfasilitasi bertemunya pembuat kebijakan dan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dialami para Organisasi Tani Lokal yang mana para OTLtersebut merupakan anggota SPL. SPL terwakili oleh Bpk Junaedi sebagai Ketua Dewan Tani SPL, serta SekJen SPL Bpk Supangkat. LMDH merupakan lembaga yang dibentuk oleh desa untuk menangani Lahan Kehutanan, yang disinyalir berbuat melebihi batas. Kepala Desa, yang dipandang bertindak selaku pembat peraturan desa akan tetapi kurang tegas dalam membela warganya dan demi kemakmuran warga. Lalu KRPH, selaku pihak perhutani yang sering berselisih paham dengan petani penggarap lahan yang tidak pernah mensosialisasikan peraturan pemerintah dan tidak ada transparansi. Acara dialog terbuka ini, sangat memberikan peluang/efektif untuk mentransformasikan ilmu yang ada didalam Negara, baik menyangkut permasalahan yang dialami dan juga tentang keberhasilan rakyat desa.</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;">Sesi awal dimulai dengan menggambarkan maksud dan tujuan acara dialog terbuka tersebut oleh ketua panitia yang sekaligus ketua Paguyuban Petani Kertowono. Lalu dilanjutkan dengan sambutan dan sedikit gambaran tentang keadaan yang ada di desa kertowono oleh Kepala Desa Kertowono Bpk. Busir. Selanjutnya dilanjutkan dengan deskripsi umum oleh Ketua Dewan Tani SPL tentang organisasi Serikat Petani Lumajang dan tentang anggota-anggotanya. Tak lupa menyampaikan tujuan dan fungsi serta dasar dari pendirian organisasi tersebut, sehingga semua pihak mengetahui dengan pasti posisi SPL sekarang di Kabupaten Lumajang. SPL lahir dari semangat petani untuk menuntut hak dan permasalahan agraria, lewat jalur organisasi dan dialog tanpa mengedepankan kekerasan.</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;">Dialog Memanas</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;">menjelang dialog selesai dialog agak memanas setelah Kepala Desa Kertowono menjawab pertanyaan dari warga peserta dialog yang intinya kepala desa tidak berani memberikan surat keterangan terhadap kayu yang dipotong warga yang ditanam di tanah yang masih disengketakan antara warga dan Perhutani. Kontan saja warga langsung meneriaki dengan nada sumbing terhadap pernyataan kepala desa Kertowono tersebut. Selain meneriaki kepala desa warga juga memberikan apalus kepada kwtua SPL Bapak Junaidi yang juga seorang Kepala Desa Pasrujambe setelah beliau membalas pernyataan Kepala Desa Kertowono Bahwa selama ini Pak Junaidi yang tidak pernah takut dan ragu dalam membela dan mengayyomi warganya dalam hal perjuangan memperoleh hak tanah dan mengupayakan waaarga dapat menikmati hasilnya dari tanah tersebut, beliau tetap mau memberikan surat keterangan kepada warga terhadap pohon yang ditanam diatas tanah Negara sebutnya. Dalam pernyataan trahirnya Bapak Junaidi juga berkata kalau Kepala Desa Kertowono dengan dirinya adalah satu guru tapi Beda Ilmu. Acara kemudian ditutup pada puku 13.00 WIB lebih yang diahiri dengan pembacaan doa dan Teriakan Yel-yel Hidup Petani!!!!!! Hidup Petani!!!!(awan)</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><br />
<br />
<br />
<span class="fullpost"> </span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-30847636082530708532010-08-02T23:26:00.000-07:002010-08-02T23:26:51.179-07:00http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/03/15/brk,20100315-232665,id.html<a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/03/15/brk,20100315-232665,id.html">http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/03/15/brk,20100315-232665,id.html</a><br /><br /><span class="fullpost"></span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-25089619272541004992010-08-02T23:07:00.000-07:002010-08-02T23:09:52.550-07:00Petani Menyambut Pahlawan Benih<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s320/DSC05207.JPG" width="320" /><meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Ckkpm%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"MS Mincho";
panose-1:2 2 6 9 4 2 5 8 3 4;
mso-font-alt:SimHei;
mso-font-charset:128;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:fixed;
mso-font-signature:1 134676480 16 0 131072 0;}
@font-face
{font-family:"\@MS Mincho";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:128;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:fixed;
mso-font-signature:1 134676480 16 0 131072 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"MS Mincho";}
@page Section1
{size:21.0cm 842.0pt;
margin:3.0cm 3.0cm 3.0cm 113.75pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><b><i>Kediri</i></b></a></st1:place></st1:city><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><b><i>, 24 Juli 2010<o:p></o:p></i></b></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><b><span style="color: green; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Aksi Solidaritas Petani untuk Kedaulatan Benih<o:p></o:p></span></b></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> Pada hari sabtu sekitar pukul 11.00 WIB, di depan LP (Lembaga Pemasyarakatan) kelas IIA di <st1:city w:st="on">kota</st1:city> <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Kediri</st1:place></st1:city> telah terjadi aksi. Aksi tersebut merupakan Aksi Solidaritas yang di lakukan oleh KIBAR (Kediri Bersama Rakyat) beserta lembaga atau Organ lain yaitu KKPM (Kelompok Kajian & Pengembangan Masyarakat) <st1:city w:st="on">Malang</st1:city>; API (Aliansi Petani <st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region>)Jatim: BTM (Bina Tani Makmur) <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Kediri</st1:place></st1:city>; serta CT (Cakrawala Timur) bertujuan utuk menyambut petani yang akan di bebaskan hari itu oleh pihak LP. Pembebasan yang awalnya dijadwalkan pada tanggal 17 Juli 2010 lalu di tunda tanggal 24 Juli 2010 yang di sinyalir penyebabnya adalah factor administrasi. Selain menunggu dan memastikan bahwa rekan mereka yang di penjara yang direncanakan akan keluar pada hari itu, para demonstran <br />
<span class="fullpost">juga menyampaikan orasi di depan Lapas Kediri.</a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">Mereka menuntut untuk direvisi nya Undang-undang No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan menuntut kedaulatan petani atas benih. <span lang="SV">Pemerintah diharapkan bisa mengusung kepentingan petani dengan tidak membatasi kreatifitas para petani. Aksi tersebut berjalan terus,hingga pihak Lapas melepaskan Pahlawan petani tersebut, dan tidak ada penundaaan pembebasan seperti minggu sebelumnya. Para petani kecewa, karena Pak KUNOTO alias KUNCORO di pidana karena putusan <i>”telah dengan sengaja mengedarkan benih bina yang tidak sesuai dengan label</i>” yang para petani anggap bahwa setiap petani berhak untuk berinovasi serta kerkreasi demi kedaulatan benih. Proses sertifikasi yang diajukan oleh pemerintah melalui Undang-Undang tersebut, dirasa sangat memberatkan karena hanya pemerintah atau pemilik modal besarlah yang akan bisa memperoleh sertifikasi dan hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. <o:p></o:p></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span lang="SV">Jika dipertimbangkan dengan kendala yang di hadapi oleh negara sekarang, mengenai ketahanan pangan yang berkaitan erat dengan perubahan iklim maka sudah tentu seseorang seperti Pak Kuncoro lah yang bisa memberikan solusi akan tersebut. Pak Kuncoro mampu menciptakan benih yang bagus dengan kualitas baik serta panen yang memuaskan, dan tidak ada lagi harga yang mahal di lingkungan petani. Yang selama ini wilayah bibit dikuasai oleh perusahaan sehingga para petani harus membeli dengan harga mahal dan para petani kurang maksimal dalam memngelolalahan mereka. Jika hal ini terus menerus terjadi maka dapat dipastikan kita akan kehilangan benih indukan dan tidak dapat memperoleh harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat.<o:p></o:p></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span lang="SV">Ketika Orasi terus berlanjut, maka pihak Lapas pun akhirnya melepaskan Pak Kuncoro, dengan di sambut sorak sorai oleh para peserta aksi tersebut maka berlanjut pada proses yang selanjutnya yaitu mengawal kepulangan Pahlawan Petani tersebut selamat sampai dirumah.<o:p></o:p></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_dHLOO45zjRPTtFk7edd0kVQtaIrxteqSErz_BToo7Q8DQhSediN38vqxRuyGuT8O4oYV3Kc6VBz0ZztV41-yZj2WnYOqFemGYS1Cfi67d4rfSTSjYvQS6ZChB9ywA6Tu80k0gtq-YwhY/s1600/DSC05207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span lang="SV">Pada pukul 14.30 WIB, di rumah pak kuncoro diadakan tasyakuran dan diskusi terbuka oleh semua kalangan.Hadir saat itu Anggota DPRD Kabupaten Kediri, Sekjen API, Lawyer Pak Kuncoro dari CT, Serta dari Dinas Pertanian. Acara tersebut menggambarka gambaran umum permasalahan yang dialami oleh Bapak kuncoro, serta share tentang kejadian yang dialaminya dan perlakuan yang dia dapatkan baik saat sebelum di tahan sampai di bebaskan. Hal tersebut bisa menjadi informasi berharga bagi siapapun, agar bisa menjadi pandangan bersama dan sarana memahami permasalahan. Disaat itu juga, pak kuncoro menjelaskan proses perkawinan jagung, sehingga memperoleh bibit unggul. Hasilnya, para teman dan semua golongan yang hadir saat itu merasa puas bisa mengetahui banyak hal dan bisa memperoleh banyak manfaat yang bisa di jadikan contoh perjuangan dan memperoleh kedaulatan petani atas benih. (Awan)<o:p></o:p></span></a></div> </span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-45931628966410075702010-07-21T10:08:00.000-07:002010-07-21T10:12:54.154-07:00ANGGOTA SERIKAT PETANI LUMAJANG SUDAH MULAI BERBICARA EKONOMI MELALUI BUDIDAYA JAMUR<span class="fullpost">Lumajang, 20 Juli 2010<br />
</span><br />
<div style="color: blue; text-align: center;"><b><span class="fullpost">ANGGOTA SERIKAT PETANI LUMAJANG SUDAH MULAI BERBICARA EKONOMI</span><br />
<span class="fullpost">MELALUI BUDIDAYA JAMUR</span></b></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><span class="fullpost"><br />
Serikat Petani Lumajang (SPL) kebanyakan anggotanya adalah petani Reclaiming begitu mereka menyebutkan golongannya, yaitu petani yang dalam aktivitas produksinya mengandalkan tanah garapan yang mereka ambil dari tanah negara yang menurut mereka selama ini terlantar. Pengurus SPL selama ini dan sampai sekarang ini terus berusaha berjuang agar petani anggotanya bisa tetap mengelola lahan yang mereka ambil. Mereka harus berhadapan dengan perhutani karena sebelumnya Perhutani telah mengklaim kalau tanah yang diambil petani adalah tanah Perhutani. Karena banyaknya anggota Serikat Petani Lumajang yang tersebar di 11 kecamatan, maka sangat menguras waktu, tenaga maupun biaya untuk melakukan konsolidasi-konsolidasi baik di internal organisasi mulai dari pengurus sampai pada kelompok-kelompok dan eksternal organisari. Dalam proses advokasi dan konslidasi-konsolidasi, sering sekali pengurus mengeluarkan biaya yang diambil dari saku pribadi karena memang organisasi belum belum mempunyai modal untuk operasional organisasi. <br />
<br />
Dari kondisi inilah ahirnya mereka mulai berfikir agar bisa mendapatkan penghasilan ekonomi yang lebih tanpa meninggalkan tugas dan tanggung jawab ekonomi. Ahirnya mereka memulai dengan usaha budidaya jamur tiram yang dianggap menguntungkan dan tidak memerlukan modal yang banyak. Selain itu dalam kesehariannya wanita baik itu ibu rumah tangga maupun anak perempuan bisa berperan banyak dalam aktivitas ini karena budidaya jamur membutuhkan ketekukan dan keterampilan yang kebanyakan dimiliki wanita. <br />
<br />
Memulai Dengan Budidaya Jamur<br />
Anggota SPL memulai bididaya jamur awalnya melalui dengan membeli baglog atau media jamur yang sudah siap tumbuh dari daerah Malang dengan harga RP. 3000/log. Misnati salah seorang anggota SPL yang pada waktu itu juga ikut membeli log/media siap tumbuh dari daerah Malang harus mengeluarkan uang 3 juta lebih untuk mendatangkan 1000 log/media dari Malang kerumahnya di daerah kandangtepus kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Biaya yang cukup banyak besar bagi kebanyakan petani anggota SPL. Setelah itu ahirnya mereka berfikir bagaimana supaya mereka bisa membuat log/media jamur sendiri tanpa harus membeli dan mendatangkan dari daerah Malang yang membutuhkan modal besar. Ahirnya mereka tahu ternyata ada jaringan SPL di Malang yang selama ini bisa membuat log/media jamur tersebut yaitu KKPM (Kelompok Kajian dan Pengembangan Masyarakat) Malang.<br />
<br />
Setelah SPL melakukan komunikasi dengan Ubaidilah Al-basith atau ubed salah satu anggota KKPM yang kebetulan juga sebagai Sekretaris Daerah Aliansi Petani Indonesia Jawa Timur, ahirnya SPL mereka sepakat untuk melakukan pelatihan budidaya jamur tiram di lumajang yaitu di rumah Misnati. <br />
<br />
Dari hasil pelatihan itu sekarang Misnati sudah bisa membuat log. Media jamur sendiri dengan biaya Rp. 700/log jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli log di malang yang memerlukan biaya Rp. 3200/log, mereka bisa mengirit biaya sebesar Rp 2500/log. Sekarang ini Misnati sudah mempunyai log/media jamur yang dibuat sendiri sebanyak 2000 log. Dari pembuatan 2000 log tersebut misnati sudah bisa memanen jamur tiap hari sebanyak 7-12 kg/hari dengan harga jual Rp 12.000. dari panen tersebut berarti Misnati sudah memepunyai pendapatan Rp 84-144.000 perhari. Penghasilan yang cukup besar bagi seorang petani yang hidup di desa. Selain Misnati banyak anggota SPL yang sudah dan akan melakukan budiaya Jamur yaitu pak Atim dan Pak Junaidi (ketua SPL) di kecamatan Pasrujambe, pak Supangkat (sekjen SPL) di Kec. Senduro, pak Nardi di kecamatan Gucialit dan masih banyak lagi.(Sugiono) </span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-35465050636638109712010-07-21T09:54:00.000-07:002010-07-21T10:00:37.699-07:00Petani Melakukan Aksi Untuk Kedaulatan Benih<div style="text-align: center;"><span class="fullpost"><span style="color: red;">Petani Melakukan Aksi Untuk Kedaulatan Benih </span><br />
Kediri, 31 Mei 2010 </span></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGI5bSXtBCvdyfZ_ftyNqSgpEVj6EYU1gQAqLy3m5EQdrgmGXWeGJ2N6RUVvOI25Z5RQHpbyNYk0CLVle35SdWMboX3mK9rqJF3aJjNf88yk7wcve2_kJUi-pliVB5NfxILjr6hMk3kDnQ/s1600/CIMG0120.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGI5bSXtBCvdyfZ_ftyNqSgpEVj6EYU1gQAqLy3m5EQdrgmGXWeGJ2N6RUVvOI25Z5RQHpbyNYk0CLVle35SdWMboX3mK9rqJF3aJjNf88yk7wcve2_kJUi-pliVB5NfxILjr6hMk3kDnQ/s320/CIMG0120.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr>
</tbody></table><span class="fullpost"><b>S</b>ekitar 70 masa yang tergabung dalam Gerakan Kedaulatan atas Petani Benih <br />
Melakukan Aksi Pada hari Senin, 31 Mei 2010 di Kediri. Aliansi ini terdiri dair <br />
elemen mahasiswa, NGO/Non Goverment Organisation (organisasi Pemerintah <br />
serta Petani yaitu API (Aliansi Petani Indonesia) Jatim, Kibar, Cakrawala Timur <br />
dan KKPM (Kelompok Kajian dan Pengembangan Masyarakat) Malang. Mereka <br />
melakukan aksi didepan gedung DPRD Kabupaten Kediri dengan tuntutan supaya <br />
petani tidak dikriminalkan gara-gara keppingin pintar bisa membuat menih sendiri <br />
yang bisa mereka manfaatkan dan oleh beberapa jaringan petani lain untuk <br />
mengurangi biaya produksi. Setelah berorasi beberapa menit akhirnya perwakilan <br />
diantara mereka diterima oleh Komisi B DPRD kabupaten Kediri dan melakukan <br />
dialaog. Sambil berorasi dan bernyanyi masa menunggu hasil dari dialog antara <br />
wakil mereka dengan Komisi B. Setelah Satu jam lebih ahirnya wakil mereka <br />
keluar tapi tanpa membawa hasil yang memuaskan. Mereka cuman diajak dialog <br />
dan sharing aja tanpa menghasilkan keputusan atau statment resmi dari pihak </span><br />
<span class="fullpost"> DPRD Kabupaten Kediri. </span><br />
<span class="fullpost"><br />
<b>Aksi Berlanjut di Pengadilan </b><br />
Masa yang dipimpin Korlap yang yang bernama Supra ahinya meninggalkan <br />
gedung DPRD Kabupaten kediri dan malakukan jalan kaki menuju Kantor <br />
Pengadilan Kabupaten Kediri yang akan Menyidangkan Pak Kuncoro kawan <br />
mereka dengan agenda sidang Pembacaan Putusan. Sesampai di Pengadilan mereka melakukan orasi lagi dengan aksi teatrikal dari kawan-kawan mahasiswa <br />
Unisma malang yang tergabung di KKPM (Kelompok Kajian dan Pengembangan <br />
Masyarakat) malang. Ketua Badan Pelaksana Harian Aliansi Petani Indonesia <br />
Jawa Timur dalam orasinya menuntut supaya UU No. 12 Th. 1992 tentang Sistem <br />
Budidaya Tanaman Agar dicabut atau direvisi karena menurutnya undang-undang <br />
ini telah digunakan oleh elit penguasa dan pengusaha untuk menjadikan petani <br />
sebagai sapi perahan yang selalu dirugikan dan dikerdilkan. <br />
<br />
Sampai pada Proses persidangan Aliansi ini juga mengikuti proses persidangan <br />
sampai selesai baberapa diantara mereka juga banyak yang mengeluhkan tentang <br />
jadwal agenda sidang yang tidak jelas. Awalnya mereka menerima kabar dari <br />
kejaksaan kalau sidang akan dilaksanakan pada hari senin, 31 mei 2010 jam 11.00 <br />
WIB. Tetapi setelah menunggu lama ternyata sidang baru dimulai sekitar jam <br />
14.00 WIB. Dalam Pembacaan Putusan tersebut Pak Kuncoro Didakwa telah <br />
Melanggar UU No. 12 Th. 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman yang intinya <br />
pak kuncoro telah melakukan tindak pidana karena telah mengedarkan benih <br />
tanpa proses sertifikasi terlebih dahulu. Pak kuncoro ahirnya dijatuhi hukuman 7 <br />
bulan penjara diptong masa tahanan. Sebenarnya pak kuncoro dan kawan-kawan <br />
aliansi tidak terima dengan keputusan tersebut, tetapi mereka tidak bisa apa-apa. <br />
Pak kuncoro tidak mau banding karena takut akan dihukum lebih lama lagi <br />
sedang isterinya dirumah yang tidak mempunyai pekerjaan harus menanggung <br />
anak-anaknya yang masih sekolah dan masih kecil. Sangat ironi tapi begitulah <br />
kondisi negari ini. (Sugiono) </span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-9882958779633980102008-07-31T05:16:00.000-07:002008-07-31T05:19:52.232-07:00<span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /></span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-61953169513426537002008-06-05T21:10:00.000-07:002008-06-05T21:28:38.120-07:00Pendidikan Alternatif Anak Petani SPTM Tirtoyudo Kabupaten Malang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilKU9l3lZI6omkyCsj9HL0Ed4_sj9iHO6KttNfYYLTlHGomY07DLdBxpWT9AJB8cfhzN08-vlYJe8sxBd3KcDjhiE0EiYcpK8kb9iX_3x3d-YVwuW5QKBtxlnBgNyE6CWYZH__NXVG2fsp/s1600-h/S5030286.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilKU9l3lZI6omkyCsj9HL0Ed4_sj9iHO6KttNfYYLTlHGomY07DLdBxpWT9AJB8cfhzN08-vlYJe8sxBd3KcDjhiE0EiYcpK8kb9iX_3x3d-YVwuW5QKBtxlnBgNyE6CWYZH__NXVG2fsp/s320/S5030286.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5208618877162334450" /></a><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /></span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-80668962455556831302007-10-06T22:35:00.000-07:002010-07-07T00:43:37.442-07:00Perjanjian EPA: Makin Merdeka atau Terjajah?DUA hari setelah perayaan kemerdekan 17 Agustus, sang Dwi Warna masih berkibar di banyak tempat. Atmosfir peringatan masih terasa. Di tiap pojok gang dan ujung jalan, banyak orang masih membicarakan pesta rakyat yang baru saja usai.<br /><br />Di ibukota, Indonesia kedatangan tamu penting. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, datang berkunjung. Abe datang untuk menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi (economic partnership agreements/ EPA) RI-Jepang. Pertanyaannya, apakah kedatangan Shinzo Abe dan juga EPA, ikut menambah darah segar bagi Indonesia untuk meraih kemerdekaan yang sesungguhnya: rakyat yang makmur dan sejahtera?<span class="fullpost"><br /><br /><br />Dalam sejarah perjanjian perdagangan dunia, model kesepakatan ala EPA sebenarnya muncul belakangan. Sebelum EPA, telah ada perjanjian perdagangan bebas bilateral ataupun kawasan (bilateral/regional FTA). Kemunculan EPA maupun FTA adalah akibat dari molor atau tertunda-tundanya target penyelesaian perjanjian perdagangan bebas multilateral dalam WTO. Dalam pertemuan tingkat menteri di Hong Kong 2005, memang telah dirancang agar proses panjang negosiasi perdagangan bisa 'dibungkus' untuk ditandatangani.<br /><br />Tetapi apa lacur, kesepakatan bulat tidak bisa dicapai. Kesepakatan yang masih 'lonjong' atau masih menunggu proses penyelesaian lebih lanjut pun dipaksa menjadi kesepakatan. Maklum, pengalaman kegagalan pertemuan sebelumnya seperti di Seattle, AS, dan Cancun, Meksiko, terus menghantui. Terlebih demonstrasi ribuan petani di bawah payung perjuangan petani dunia La Via Campesina saat itu, benar-benar terasa mendelegitimasi WTO.<br /><br />Pada Juli 2006, tepat di markas WTO di Jenewa, Swis, mini ministerial meeting (G4) WTO, akhirnya memang gagal mencapai kesepakatan. Pascal Lamy sebagai petinggi nomor satu WTO, menyatakan, pembekuan negosiasi hingga tanpa batas. Hampir satu tahun berlalu, sampai pertemuan kembali G4 di Jerman, negosiasi kembali kembai menemui jalan buntu.<br /><br />Negara-negara maju, tentunya atas desakan beberapa perusahaan transnasional di belakangnya, menjadikan EPA dan FTA jalan keluar dari kebuntuan negosiasi WTO. Berdasarkan data rekam-jejak, perjanjian EPA dan FTA selalu berlangsung di antara negara maju dengan negara berkembang yang tidak setara situasi ekonominya. Misalnya, proposal EPA antara Uni Eropa dengan negara-negara Afrika dan Karibia. Begitu pula FTA antara Thailand dengan Amerika Serikat (AS), Korsel dengan AS, termasuk usulan FTA antara Uni Eropa dengan ASEAN.<br /><br />Ketidaksetaraan ini menunjukkan bahwa perdagangan bebas, baik dalam kerangka EPA, FTA, dan WTO, adalah bagian dari proyek dominasi ekonomi. Melalui proyek ini, rezim ketergantungan inti-satelit (nucleus-periphery dependency) terus berlangsung dan makin sempurna.<br /><br />Dalam kasus hubungan ekonomi Jepang-Indonesia, 'Saudara Tua' itu telah lama menjadi pemberi utang luar negeri terbesar Indonesia, baik secara langsung maupun melalui mekanisme perantara seperti Bank Pembangunan Asia (ADB). Paket-paket utang tersebut, disertai dengan sejumlah kebijakan pembangunan yang mendikte dan menjadikan pembangunan Indonesia bias pada kepentingan perusahaan besar ketimbang rakyat kecil.<br /><br />Setelah EPA ditandatangani, negosiasi seperti dalam proses utang tak lagi alot. Sejumlah hambatan perdagangan telah disepakati untuk dihapus. Di pihak Indonesia, pemerintah menyepakati untuk menghapus 93 persen dari 11.163 pos tarif yang ada selama ini. Bahkan, 58 persen di antaranya harus dilaksanakan setelah perjanjian diteken. Celakanya, walaupun namanya kerja sama ekonomi (economic partnership), isinya tak lain adalah liberalisasi perdagangan dan investasi.<br /><br />Banyak pihak menilai EPA Indonesia-Jepang akan membawa banyak manfaat. Pandangan ini didasarkan pada fakta, sejauh ini perdagangan kita surplus sebesar US$10 miliar. Secara agregat, data ini tidak keliru. Tetapi, kita belum menghitung berapa devisa bersih yang diperoleh. Harus diingat, perdagangan kita dengan Jepang didominasi oleh ekspor barang mentah seperti minyak dan gas. Ada perdagangan dari sektor lainnya tapi, tidak mencerminkan kapasitas perekonomian nasional, karena bukan diproduksi oleh ekonomi rakyat, melainkan oleh perusahaan besar. Bahkan, oleh perusahaan asal Jepang sendiri.<br /><br />Di sektor pertanian kedua negara, dengan ditandatanganinya EPA, muncul persoalan lain yang tak kalah seriusnya. Di Jepang, sejak zaman PM Junichiro Koizumi, sektor pertaniannya lumpuh dikalahkan oleh kebijakan industrialisasi. Walaupun negara sakura itu memiliki teknologi tapi, perdagangan bebas membuat teknologi tidak berdaya. Terlebih bagi pertanian keluarga.<br /><br />Tidak berdaulat<br /><br />Dalam pertemuan petani kecil dunia La Via Campesina di Roma, Yoshitaka Mashima sebagai salah satu pemimpin gerakan petani keluarga Nouminren, menyatakan, produksi dalam negeri hanya bisa mencukupi satu kali makan dalam sehari. Dua kali makan lainnya dalam sehari adalah pangan impor.<br /><br /> "Memang negeri kami memproduksi Toyota, Mitshubishi maupun produk elektronik lainnya tetapi, dalam hal pangan kami tidak berdaulat," tegas Mashima.<br /><br /><br />Puluhan juta petani kecil Indonesia pun bernasib sama petani keluarga di Jepang. Merekalah yang paling dirugikan oleh kesepakatan EPA ini. Pasalnya, devisa ekspor pertanian bukan dinikmati oleh buruh tani, petani kecil dan nelayan kecil tapi, perusahaan agribisnis. Justru, dengan kian meningkatnya ekspor pertanian RI, kehidupan petani makin terancam. Lahan-lahan pertanian mereka, satu per satu jatuh ke tangan perusahaan tersebut.<br /><br />Bagi jutaan rakyat biasa di kedua negara, cara yang paling mungkin dilakukan adalah bersama-sama mendelegitimasi kesepakatan EPA tersebut. Perjanjian itu adalah manifestasi dari kebutuhan perusahaan-perusahan agribisnis. EPA bukanlah keinginan rakyat di kedua negara. Itu sebabnya, pemerintah Indonesia maupun Jepang, tidak memiliki legitimasi untuk menandatanganinya.<br /><br />Memang, kolonialisme dan neo-kolonialisme tidak berbeda. Keduanya bertentangan dengan jiwa proklamasi kemerdekaan Republik ini.***<br /><br />-----------------------------------<br />Tejo Pramono, Staf Pelaksana pada organisasi gerakan petani kecil internasional, La Via Campesina, Jakarta.<br />RESOURCE: http://indoprogress.blogspot.com/2007/08/<br /><br />Artikel ini, dalam versi yang sedikit berbeda, sebelumnya telah dimuat di harian Bisnis Indonesia, 24 Agustus 2007.<br /><br /><br /></span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-88860214107430933012007-10-06T22:02:00.000-07:002007-10-06T22:08:22.170-07:00Hak atas tanah dipermudah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4jqjnY4LbiSecVeNtPb7bxXslmLb-3yw3_F-j3oMWghWC7-4Wmz3-cJVs7tZnnk182eyu6TpDXRTfu3f030J0khXBAPY548aJ69gzBnc-XovJBlIP8NDflAkBWWVYFRlHP_XTZM_s_Sk1/s1600-h/internet_blogsky200.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4jqjnY4LbiSecVeNtPb7bxXslmLb-3yw3_F-j3oMWghWC7-4Wmz3-cJVs7tZnnk182eyu6TpDXRTfu3f030J0khXBAPY548aJ69gzBnc-XovJBlIP8NDflAkBWWVYFRlHP_XTZM_s_Sk1/s320/internet_blogsky200.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5118457154810543250" border="0" /></a>JAKARTA: Pemerintah dan Komisi VI DPR akhirnya menyepakati seluruh Rancangan UU Penanaman Modal (PM), termasuk ketentuan hak atas tanah yang luas dan dapat dipakai dalam jangka lama seperti untuk kawasan industri dan perkebunan. "Dengan UUPM, tak ada lagi investor yang menguasai satu pulau yang luas dalam jangka waktu lama<br /><br /><span class="fullpost">Tetapi investor dapat menggunakan tanah 100 ha-500 ha untuk kawasan industri dan kawasan berikat, yang makin lama digunakan, nilai ekonominya makin tinggi," kata Ketua Komisi VI DPR Didik J. Rachbini seusai rapat kerja Komisi VI DPR dan pemerintah kemarin. Hak Guna Usaha (HGU) tertera dalam Pasal 22 RUU PM yang berisi ketentuan kemudahan pemberian pelayanan dan/atau perizinan hak atas tanah yang dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali. Hak atas tanah itu hanya diberikan untuk investasi jangka panjang, risiko pengembalian investasi lama, tidak perlu areal yang luas, menggunakan tanah negara. Namun, hak itu diberikan dengan syarat tidak mengganggu rasa keadilan masyarakat dan tidak merugikan kepentingan umum. "Dulu satu investor bisa mengambil 1,5 juta hektare. RUU ini tak membolehkan lagi. Tapi untuk perkebunan, misalnya, butuh 1.000 hektare, ditambah 1.000 hektare lagi, tidak masalah," tutur Didik menjelaskan syarat 'karet' tersebut. Ketentuan luas tanah yang digunakan, menurut dia, tetap mengacu pada UU Pokok Agraria melalui Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2/1999 mengenai Izin Lokasi. Dalam peraturan itu disebutkan a.l. untuk perumahan dan permukiman di satu provinsi seluas 400 ha, kawasan resor dan perhotelan 200 ha, sedangkan untuk perkebunan besar bisa mencapai 100.000 ha di satu provinsi. Hak atas tanah yang dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus hingga 95 tahun, diperuntukkan bagi investor yang memenuhi syarat dalam Pasal 22 a.l. tak mengganggu rasa keadilan masyarakat dan merugikan kepentingan umum. Namun, Didik juga mengingatkan bahwa RUU itu dengan tegas menyebutkan pemberian perpanjangan hak atas tanah dapat dibatalkan pemerintah jika investor menelantarkan tanah, merugikan kepentingan umum, dan memanfaatkan tanah tak sesuai dengan tujuan pemberian hak atas tanah itu, selain melanggar UU Pokok Agraria. Paripurna RUU Penanaman Modal diagendakan masuk ke sidang paripurna DPR pada Kamis, 29 Maret. Sidang paripurna itu didahului dengan rapat kerja sekali lagi pada Senin, 26 Maret, untuk mendengarkan pandangan fraksi. Didik mengatakan penyelesaian RUU itu diharapkan memberi 'nuansa' baru bagi iklim investasi, karena memberi fasilitas dan kedudukan yang sama, baik bagi pemodal asing maupun domestik. Namun, menurut dia, perlakuan itu (kedudukan yang sama) tidak berlaku bagi investor dari suatu negara yang memperoleh hak istimewa berdasarkan perjanjian dengan pemerintah Indonesia. "Paripurna RUU PM sudah diterima di Bamus DPR. Banyak fasilitas dan kepastian hukum ditawarkan dalam RUU ini, tapi kami harapkan bisa dimanfaatkan untuk melayani investasi jangka panjang saja. Kalau cuma buka toko tidak usah fasilitas," ujarnya. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu hadir pada raker itu sebagai wakil pemerintah. Pascakesepakatan kelembagaan Badan Koordinasi Penanaman Modal, raker pada 22 Maret menyoroti setidaknya dua pasal RUU Penanaman Modal, yaitu tentang HGU dan sanksi. Salah satu fraksi di Komisi VI DPR sebelumnya tidak sepakat dengan fasilitas HGU dengan alasan 'rasa keadilan'. Berbeda dengan raker pekan lalu yang alot dalam membahas kelembagaan BKPM, ketentuan HGU relatif lebih cepat mendapatkan kesepahaman. Ketua Komisi VI DPR itu mengingatkan kemudahan yang ditawarkan RUU tersebut juga disertai dengan rambu-rambu pokok yang diharapkan menghindari kerugian negara dari tindakan penggelapan pajak, pembengkakan biaya, dan kejahatan korporasi lain yang mengancam keuangan negara. Sementara itu, Mari Pangestu mengatakan pemerintah mengharapkan RUU tersebut bisa memperbaiki iklim investasi di dalam negeri. Namun, dia baru memberi penjelasan resmi pekan depan. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan pentingnya peranan investasi langsung dari dalam maupun luar negeri. Masuknya investasi tersebut diperkirakan dapat memberikan sumbangan Rp190 triliun dari kebutuhan Rp989 triliun. Harapan investasi yang paling memungkinkan dilakukan berada di sektor manufaktur. "Secara tradisional kalau pertumbuhan melalui sektor manufaktur." (lutfi.zaenudin@bisnis.co.id/ neneng.herbawati @bisnis.co.id) Oleh Lutfi Zaenudin & Neneng HerbawatiBisnis Indonesia</span><br /><span class="fullpost">Copyright 2001 Bisnis Indonesia. All rights reserved. Reproduction in whole or in part without permission is prohibited</span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-89276260908034686102007-10-06T21:52:00.000-07:002007-10-06T21:54:40.316-07:00SEJARAH PERGERAKANMenuntaskan Transformasi Demokratik<br />Pemuda dan mahasiswa selalu identik dengan perubahan sosial di Indonesia sejak jaman penjajahan Kolonial Belanda hingga sekarang. Peran kesejarahan dan keterlibatan yang sangat panjang telah menempatkan sebagai kelompok strategis yang memiliki daya dorong transformasi sosial yang signifikan. Hingga tepatlah kiranya bila mahasiswa dianggap sebagai salah satu ikon penting dalam perubahan sosial di Indonesia.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /> Membaca Gerakan Mahasiswa (GM) kontemporer karenanya butuh pembacaan historisnya. Yakni pembacaan atas berbagai konteks dan problematika GM Indonesia sedari kelahirannya. Mulai dari perlawanan atas imperialisme sampai pergulingan rezim dispotis, upaya pendekonstruksian formasi sosial masyarakat, keberadaannya sebagai motor penggerak, pengorganisasian, hingga visi strategis GM.<br /> Singkatnya, riset ini difokuskan pada dialektika pergerakam pemuda dan mahasiswa sepanjang sejarah keIndonesiaan, yakni rentang waktu 1900-an hingga 2003 (kekinian). Vareabel penjelasnya ditekankan pada dua wilayah, yakni konteks yang mengerangkai (Global-Nasional-Lokal) dan aktor pergerakan.<br /> Kebangkitan Nasional 1908 menjadi penanda salah satu tonggak sejarah kebangsaan. Namun dia tentunya dilatari setting sosial tertentu. Pelacakannya bisa diruntut pasca pemberlakuan politik etis, walaupun ada beberapa peristiwa penting yang mengintrodusir terjadinya "Ledakan" pergerakan di masa ini. Sebagaimana diketahui, sejak revolusi pengatahuan-teknologi era Renaissance di Barat, memacu perubahan besar pada tatanan Dunia. Persaingan antara Negara bangsa di Eropa melalui pencarian Dunia baru yang di iringi praktek imperialisme. Indonesia tidak luput dari proses ini ketia masuknya bangsa Portugis, Belanda,hingga Jepang.<br /> Belanda masuk sejak Tahun 1596-Cornelis De Houtman di Banten – dan puncaknya pada masa kekuasaan VOC-kongsi dagang pemerintah Belanda-VOC melalui eksploitasinya Tahun 1602 di bawah komando Gubernur Jendral Hindia Belanda, J.P Coen (meminpin 1619-1623 dan 1627-1629). Dari yang tadinya praktek monopoli "alamiah" dalam perdagangan rempah-rempah, hingga penggunaan kekuatan politik, yakni masa culture stelsel (culture sistem,culture sistem, cultivation sistem, tanam paksa) dan seterusnya.<br /> Culture stelsel dilakukan karena pailitnya VOC (31-12-1799). Sebelumnya Hindia Belanda sempat dibawah jajahan Inggris selama lima Tahun (1811-1816) di bawah Sir Thomas Stanford Raffles. Tanam paksa kurang lebih selama 40 Tahun (1830-1870) di bawah gubernur jendral Van Den Bosch.<br /> Cara eksploitasi model Culture Stelsel ini sendri dapat diturunkan dari kebutuhan pemerintah Belanda untuk menutup kas Negara untuk membiayai peperangan yang terjadi di Eropa. Keterlibatan negera secara aktif dalam memobilisasi kekuatan ekonomi di daerah koloni karenanya di butuhkan.<br /> Berikutnya, revolusi Februari 1848 di Perancis mengintrodusir pergeseran gagasan ekonomi-politk di Belanda termasuk Hindia Belanda di dalamnya. Liberalisme ekonomi adalah anak kandeng revolusi ini. Yang melalui desakan dari golongan Liberal (F. Van De Putte, De Waal, Thorbecke, dll) serta golongan humanis melalui E. Douwess Dekker (1812-1979) di Belanda.<br /><br />Politik Etis<br /> Kemenagan kaum Liberal di Belanda berakibat pada di gantikannya era tanam paksa oleh program politik etis. Pemiskinan di tanah Hindia Belanda dijadikan sebagai basis argumen kaum Liberal untuk menyerang kebijakan ekonomi politik pemerintah Belanda. Van De Venter melaui “Een Eerreschuld” (Debt of Honourl) utang Budi, dalam majalah De Gids 1899, mengkritik kebijakan Kolonial yang tidak memperhatikan kesejahteraan masysarakat pribumi, terutama di akhir abad ke-19 (G. Moedjanto, 1996:21). Kemakmuran Belanda, menurutnya, didapat dari jasa dan kerja orang Hindia Belanda. Ini adalah hutang yang harus di bayar. Pokok pikirannya di tuangkan dalam Trias Politica (Trias Van Devebter) yakni Irigasi, Emigrasi, dan Edukasi oleh pemerintah Belanda di tanah koloni. Inilah program politik dari politik etis yang di canagkan Tahun 1901 oleh ratu Wilhelmina.<br /> Bagi kaum Liberal Belanda, politik etis secara ekonomi politik adalah kewajiban pemerintah Belanda untuk menyiapkan infrastruktur bagi masuknya modal swasta ke negeri jajahan. Swasta menuntut keterlibatan pada pengelolaan ekonomi Negara jajahan, yang pada saat yang bersamaan menuntut minggirnya Negara sebagai aktor utama. Pemiskinan yang melanggar kemanusiaan adalah propagandis bagi kebutuhan tenaga terdidik bagi perkebunan di Jawa dan luar Jawa, termasuk di dalamnya program irigasi dan emigrasi.<br /> Dalam tafsir ini, politik etis adalah kamuflase politik bagi kebutuhan cara baru pengelolaan Negara jajahan dalam kerangka Kolonialistis dan imperialistis. Tesisini dapat di lihat dari sekian reduksi di level praktek. Tiga program ini senyatanya lebih menguntungkan Belanda, dan bukan untuk pribumi, seperti ekonomi (perlindungan dan bantuan bagi masyarakat pribumi), politik (pembebasan mobilitas vertikal pribumi untuk jabatan penting), dan pendidikan (keterbatasan akses, dan mobilitas untuk pos kebutuhan cara politik etis). Kelak, dampak dari transformasi eksploitasi itu melahirkan sekian perlawanan di Sumatra dan Lampung, yang menjadi sasaran trans migrasi.<br /> Namun demikian implementasinya tidaklah tunggal. Di sisi lain, politik etis justru menjadi semacam nemesis (paradoks pendidikan) yang out putnya justru di pakai untuk melawan Belanda. Secara bertahap, kesadaraqn keterjajahan menimbulakan berbagai perlawanan, dari yang tadinya lokal ke Nasional. Ini tidak lepas dari faktor internal dan eksternalnya. Faktor internal tersebut adalah penderitaan penjajahan (rasa senasib seperjuangan); Pax Neerlandica yang telah memberi jalan kesatuan bangsa; komunikasi dan transportasi yang semakin maju; konsolidasi bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahas persatuhan; pergerakan Nasional sebagai reaksi terhadap lahirnya semangat kedaerahan; inspirasi kejayaan Majapahit dan Sriwijaya dan sebgainya. Sedangkan faktor eksternalnya: kemenagan Jepang atas Rusia; perlawanan rakyat India; revolusi kaum muda Turki 1908 (Musthafa Kemal Fasha); revolusi Tionghoa 1911 (Dr,Sun Yat Sen) dan sebagainya (G. Moedjanto: 26).<br /> Begitu politik etis dilaksanakan, sekolah untuk anak-anak Eropa mulai dibuka untuk anak-anak pribumi oleh Abendanon. Tahun 1902, sekolah juru kesehatan Bumiputera atau Sekolah Dokter Bumi Putera (School Voor Genees Kundigen) ditingkatkan menjadi Sekolah Dokter Bumim Putera (School Tot Opleiding Van Inlandsche Arts - STOVIA) (Parakitri, 1955:225). Pada Tahun ini pula di mulai program politik etis yang lain, yakni transmigrasi dan irigasi.<br /> Sekolah-sekolah inilah yang kemudian melahirkan lapis-lapis sosial terpelajar dalam masyarakat pribumi. Gerakan di masa awal, mulanya di pelopori oleh seorang ningrat-bukan mahasiswa-Dr. Wahidin Sodirohusodo yang pada Tahun 1901 memimpin majalah “Retnodoemilah” yang di terbitkan di Yogyakarta sejak Tahun 1895 (saat itu di pimpin oleh F.L Winter, seorang ahli bahsa Jawa). Wahidin berasal dari melati, Sleman Yogyakarta (W. 26 mei 1916) di Yogyakarta.<br /> Pada Tahun 1906 ia keliling Jawa untuk merealisasikan keinginannya. Kemajuan menurtnya, akan tercapai dengan ilmu pengatahuan Barat lewat pendidikan dengan tanpa meninggalkan warisan Jawa. Safari ini juga dalam rangka mengumpulkan beasiwa (studiefonds), untuk meningkatkan pendidikan rakyat pribumi. Mamun gagasan Wahidin tidak di sukai oleh kalangan priyayi yang khawatir tersaingi. Tahun1907, di Jakarta dia bertemu mahasiswa STOVIA dan mendirikan perkumpulam pemuda dan mahasiswa, yakni Budi Utomo 20 Mei Tahun 1908. personelnya di ketuai oleh Dr. SUtomo (lahir di desa Ngapeh, Nganjuk, Jatim, 30 Juli 1888), Gunawan Mangun Kusumo (wakil ketua), dan dan Gondo Sowarno (sekretaris).<br /> Pada Tahun 1924 ia juga mendirikan Sutdie Club di Surabaya yang kemudian melebur dalam Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) pada 16 Oktober 1930, cara PBI dalam menghadapi penerintahahn Kolonial Belanda memilih jalan Tengah antara jalur kooperatif atau Non Kooperataf. Atas prakarsanya pada Tahun 1935 Budi Utomo dan PBI disatukan dalam wadah Partai Indonesia Raya (PARINDRA). Sotomo juga pernah bekerja sama dengan Ir. Soekarno membentuk badan pederasi bernama PPPKI (Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) pada Tahun 1927. PPPKI juga memiliki kontri busi besar bagi terlaksananya Kongres Indonesia Raya Tahun 1928 dan 1931 di Surabaya dimanan SUtomo menjadi ketuanya.<br /> Pada dasawarsa 1920-an perlawanan di Jawa terbagi menjadi tiga Front, yaitu Front Jakarta yang dipimpin oleh Husni Tamrin, Front Bandung yang dipimpin oleh Sukarno, dan Front Jawa Timur yang di pimpin oleh SUtomo, yang meminpin dan banyak sekali menerbitkan surat kabar sebagai corong pergerakan seperti “Suara Umum, Tempo, Majalah Bangun, dan sebagainya”.<br /> Masih di Tahun 1908, SUtomo di gantikan Rd. Adiati Tirtokusumo melalui kongres Budi Utomo I (11 Oktober 1909) bila masih terus di pimpin oleh para mahsiswa maka Budi Utomo akan kesulitan dalam hal finansial. Oleh karena itu disepakati untuk di serahkan pada kalangan para priyayi. Tirto Kusumo meminpin Budi Utomo mulai Tahun 1908-1914 (2 Priode), dilanjutkan Rd,Ng. Wediodipuro Tahun 1914-1915, R.M. Ario Suryosaputro Tahun 1915-1916, R.M. Ario Wuryonigrat. Kepemimpinan golongan priyayi membawa Budi Utomo pada karakter perlawanan yang cenderung kooperatif dengan pihak Kolonial.<br /> Sebagai varian gerakan, Budi Utomo membuat “Organ Taktis” yakni Tri Koro Dharmo (berdiri 7 Maret 1915) yang diketuai oleh Sutiman Wryosanjoyo dan beranggotakan Sunardi (Wongso Negoro), SUtomo, Muslich, Musoda, dan Abdul Rahman. Walaupun asasnya bersifat Nasional dalam arti organisasi ini menpunyai kesadaran “Hindia”, namun anggotanya adalah murud-murid sekolah menengah yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur saja. Trikoro Dharmo dengan demikian masih sangat Jawa sentries.<br /> Namun demikian dari organisasi ini dapat menjadi perkumnpulan pemuda-pemuda dan mahasiswa seluruh “Hindia”. Pada kongresnya di Solo, 12 Juni 1918, Trikoro Dharmo berubah menjadi Jong Java yang corak pergerakan an ruang lingkupnya lebih luas termasuk pemuda dan mahasiswa sunda. Konteks situasi Nasional pada saat itu samangat pergerakan untuk merebut kemerdekaan.<br /> Selama eksis, Jong Java telah mampu menjadi salah satu bagian penting dalam pergerakan Nasional. Trikoro Dharmo secara konsep taktik-setrategik memang masih bersifat kedaerahan (Jawa sentris), walaupun kemudian mengalami perluasan. Namun konteks perlawanan tidaklah berbeda dengan yang terjadi di daerah lain pada saat itu (kurun waktu 1908-1917), yakni upaya keluar dan membeaskan diri dari jarring-jaring Kolonialisme, Kapitalisme dan Feodalisme.<br /> Sebagai elemen pelopor atau perintis Trikoro Dharmo menjadi referensi gerakan di daerah lain. Pergantian nama menjadi Jong Java mengakhiri stigma “Jawa sentris”. Inilah usaha memperluas cakupan dan orientasi pergerakan. Di daerah lain organisasi-organisasi serupa-pun dibentuk, yang juga masih bersifat kedaerahan seperti Jong Sumatranen Bond/JBS (1917), Jong Celebes (1918), Jong Minahasa (1918-1928), Jong Batak Bond (1925). Yang agak berbeda adalah Jong Islamieten Bond (JIB) Tahun 1925 yang menunjukkan-walaupun masih Partikular- kecendrungan kebutuhan menyatukan organisasi pemuda dan mahasiswa dalam skope yang lebih luas (Nasional), namun juga menandai pengaruh keagamaan yang menjadi daya dorong pergerakan secara formal dikalangan pemuda.<br /> Inilah kecenderungan yang mampu melahirkan Jong Indonesia di Bandung pada Tanggal 27 Februari 1927 (hasi keputusan kongres pemuda I, 30 April 1926), Sumpah Pemuda (SP) sring disebut sebagai generasi penegas atau pendobrak-Tanggal 26-28 Oktober 1928. namun ini tentunya lebih bersifat momentum, karena sebelumnya pun tidak bisa di nafikan arti kegiatan serupa yang juga bersifat Nasional. “manifesto politik” perhimpunan Indonesia sebelumnya (indische vereeniging 1906-1922) yang dimuat Hindia poetra, edisi Maret 1923, telah mengintrodusir gagasan kesatuan, demokrasi, penilakan penjajahan, dan hak menentukan nasib sendiri dalam Indonesia yang merdeka. (1000 Tahun Nusantara, 2000:139-140).<br /> <br />Masa 1928-1939<br /> SP 1928 menjadi referensi orientasi persatuan Nasional bagi pergerakan mahasiswa dan pemuda waktu itu, seperti munculnya Indonesia Muda (IM) Tahun 1930 sebagai hasil peleburan organisasi-organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan (JSB, JC, JM, SR, dan yang lainnya). IM dipelopori oleh perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI).<br /> Dalam perjalannya, banyak organ ini tidak terlepas dari intrik dan friksi internal serta intervensi Kolonial melalui tindakannya yang represif. Pada kasus IM, persoalan eksternal dan internal tersebut mampu mendomestifikasikannya hingga gagal memberikan kontribusi signifikan. Realitas ini mendorongan banyaknya anggota IM keluar dan membentuk organ lainnya seperti Soeleh Pemuda Indonesia (SPI) dan Pergerakan Pemuda Revolusioner (PERPIRI), dan di kemudian waktu juga mengalami problem sama. Kevakuman grakan pemuda di tingkat Nasional sudah mulai terlihat.<br /> Vakumnya IM dan organ-organ lainnya telah sedikit melumpuhkan semangat pergerakan Nasional. Kevakuman dan krisis pergerakan yang seharusnya terkait dengan konteks eksternal, seperti malaise ekonomi Dunia Tahun 1929/1930, pembatasan Hak berkumpul dan berserikat (pengawasan Polisi) dalam rapat-rapat Partai, larangan pegawai dalam birokrasi untuk menjadi anggota Partai politk, cap Ilegal bagi organ yang di angggap bertentangan dengan Lae And Order (Koninklijk Besluit, 1 September 1919). Situasi represif inipun banyaknya pergerakan pemuda Nasional yang di asingkan (Sokarno,Hatta Dan Syahrir) setiap organ dituntut memiliki daya tahan jaka ingin bertahan dan di paksa menyesuaikan diri dengan kebijakan pemerintah (G. Moedjanto, 1992:57).<br /> Banyak penyiasatan kemudian butuh di lakukan untuk merespon refresif ini. Banyak dari mereka kemudian bertransformasi menjadi Studie Club. Wilayah gerakan sangat Kultural, yakni berupa aksi-aksi penyadaran masyarakat akan arti penting pergerakan, persatuan, pendidikan dan lainnya yang secara Kultural bermanfaat bagi perjuangan merebut kemerdekaan. Menyebarkan wacana melalui surat kabar, atau majalah (seperti Soeleh Rakyat, Soeleh Indonesia) adalah tren baru pergerakan.<br /> Di waktu kemudian Trend Study Club ini menjadi usang dalam konteks sosial politik yang berubah. Embrio revolusioner dalam pergerakan Kultural mulai membutuhkan ruang ruang sosial untuk “uji materielnya.” Banyak kemudian dari mereka menjadi Partai politik seperti Algemeene Studie Club-nya Sukarno berubah menjadi Partai Bangsa Indonesia (PBI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada Tahun 1927. pergeseran ini kemudian diikuti oleh Partai-Partai baru seperti Partai Indonesia Raya (PARINDRA)-eks Budi Utomo, Gerakan Rakyat Indonesia (GARINDO), dan puncaknya adalah terbentuknya Gabungan politik Indonesia (GAPI) pada Tahun 1939.<br /><br />Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)<br /> Pada masa Jepang hampir semua gerakan pemuda dan mahasiswa di bubarkan. Mereka kemudian di mobilisasi dalam mewujudkan Program Asia Timur Raya Jepang. Situasi ketidakamanan akan bahaya perang, memaksa Jepang untuk tidak memberikan ruang politik yang luas, bagi kebutuhan pengorganisasian dukungan.<br /> Konsekwensinya, para pemuda di masukkan kedalam barisan-barisan pelopor ketentaraan Jepang, seperti Seinendan, Keibodan, Heiho, dan lainnya. Sebagian lainnya di beri lebel “kebangsaan” seperti Pembela Tanah Air (PETA). Mereka ini, dalam propaganda Jepang, nantinya akan menjadi tulang punggung kemerdekaan. Walaupun sesungguhnya keberadaan mereka tidak lebih sebagai penyiapan bala bantuan Jepang untuk menunjang Meliter Jepang pada perang Pasifik.<br /> Dimulailah era baru pergerakan, yakni era pergertakan bawah tanah. Era ini dikenal sebagai era kejayaan gerakan illegal seperti selebaran, kurpol-kurpol, dan propaganda. Hanya saja seperti nanti dicatat di bawah, gerakan bawah tanah ini di kombinasikan dengan cantik dengan gerakan illegal yang dipimpin Sukarno. Salah satu hasil kalaborasi ini adalah keberahasilan pengorganisasian massa pada demonstrai massa di lapangan Ikada.<br /> Seperti di sebutkan di atas tidak semua gerakan kepemudaan dan mahasiswa tirap. Kekuatan politik yang di mainkan masih di pertahankan, hanya sajaj dicitrakan agak jauh dari oposisi. Cara yang kedua inilah yang di perankan antara lain oleh Sukarno, Hatta, dan lainya. Sementara di kubu yang pertama, nama Tan Malak barangkali yang paling tersohor.<br /> Pergeseran yang cukup berarti, terlihat di masa-masa akhir pendudukan Jepang. Kekalahan tentara Jepang oleh sekutu di beberapa tampat, yang didengar oleh aktivis pergerakan Nasional, dapat menjadi bumeranga bagi cara politik refresif yan g digunakan. Putera yang tadinya hendak digunakan sebagai organ korporatis Jepang, mulai mampu menunjukkan karakter oposisinya. Ini memaksa Jepang untuk lebih akomodatif pada kepentingan politik pergerakan kemerdekaan Nasional. Pembentukan BPUPKI yang kemudian menjadi PPKI adalah contoh terbaik politik akomodatif Jepang di saat-saat akhir pendudukan.<br /><br />Pasca Kemerdekaan<br /> Tahun 1955 merupakan Tahun ke-5 Indonesia menganut sistem demokrasi Liberal (Demokrasi Parlementer). Eksprimentasi yang kemudian di anggap gagal, karena tidak adanya pemerintah (Partai/koalisi Partai untuk meraih mayoritas dalam parlemen) yang mampu bertahan lama (rerata kurang dari 5 Tahun, terlamam tidak lebih dari 2 Tahun) . Enpat parai besar pemenag pemilu 1950, yakni PNI, Masyumi, NU, dan PKI, tidak ada yanga meraih mayoritas.<br /> Instabilitas politik ini di perparah oleh keterlibatan Meliter dalam panggung politik. Rasionalisasi di tubih Meliter yang tadinya dimaksudkan untuk memprofesionalkan keberadaannya tidak terkomonikasikan dengan baik.<br /> Pasca agresi Meliter Belanda I dan II, rencana “pecah belah” dalam model RIS, yang menandai keinginan Belanda (dan sekutu) untuk berkuasa kembali di Indonesia, memunculakan persepsi di ubuh Meliter akan kewajiban menjaga kesatuan Nasional. Carut-marut tersebut di perparah keterlibatan elit sipil yan gmencampuri internal Meliter.<br /> Singkatnya, dalam perspektif Meliter, Pertama, menolak intervensi sipil dalam urusan internal Meliter (seperti kasus pelantikan bambang otoyo sebagai KSAD), dan kedua, melihat instabiitas politik adalah karakter dasar dari kepemimpinan politik sipil. Walaupun, sesungguhnya yang lebih dominan adalah yang pertama, sedangkan yang kedua akan menjadi bahan yang makin akumolatif di kemudian waktu.<br /> “pembangkangan” awal Meliter teahdap kepemimpinan sipil, didemonstrasikan dalam pagelaran pasukan di depan istana Negara di bawah komando A.H. Nasutin, di Tengah pidato presiden Sukarno pada Tanggal 17 Oktober 1952. inilah awal ketegangan yang akan terus berlanjut hingga di kemudian hari. Kesemuanya berimplikasi pada instabilitas politik yang dalam konteks Negara baru seringkali tidak menguntungkan.<br /> Krisis politik ini di perparahatau di matangkan oleh kerisis ekonomi yang diawali sekitar 1954-1959 (yang akan semakin parah di Tahun-Tahun berikutnya). Tingkat insplasi tinggi-yang merupakan indicator makro stabilitas ekonomi-menurunkan tingkat daya beli yang menurunkan tingkat kesejahteraan. Namun tanpa harus memperdebatkan bagaimana tingkat kesejahtraan di ukur, senyatanya persoalan kemiskinan belum tertanggulangi.<br /> Dalam disertasinya, Hermawan Sulistyo menunjukkan bahwa suplai uang, devisit anggaran, dan biaya hidup meningkat sekitar tiga kali lipat. Uang kartal yang beredar menunjukkan angka yang semakin meninggi (nilainya rendah). Pada saat yang sama lapisan elit tidak menunjukkan sens af cresis yang kuat dengan mempertontonkan kemewahan didepan rakyat melarat.<br /> Ekonomi biaya tinggi (inefisiensi dan korupsi) banyak berperan dalam mundurnya perekonomian. Belumlagi kebijakan impor lebih banyak berorientasi pada barang konsumsi (meningkat tajam dari $ 499 juta pada tahun 1960). Kontradiksi social ini direspon melalui berbagai perlawanan sepeti pemogokan yang dilakukan Serikat Buruh Partai Sosialis Indonesia (PSI) sekitar Mei 1955.<br /> Selain situasi nasional ini, ada konteks global yang memberi corak pada GM Indonesia. Pasca keruntuhan Fasisme, berujung pada pertentangan dua kutub idiologi yang tadinya melakukan “aliansi taktis” melawan fasisme dan kapitalisme-liberalisme. Di tingkat gerakan, masing-masing memiliki watak nasionalis. Pertemuan Internasional Union Student (IUS) yang kongres pertamanya terlaksanan di Praha, Cekoslowakia, Agustus 1946 dipertandingkan dengan International Student Conference (ISC,1950) telah mengakibatkan terpecahnya GM dalam dua kubu idiologi besar dunia. Politik di Indonesia sendiri pada awalnya lebih memilih di tengah. Kesadaran kolektivitasnya dibangun oleh semangat persaudaran atas segenap bentuk penjajahan yang mengenai wilayah Asia dan Afriika. Ini di manifestasikan dalam kongres asia afrika (KAA) di bandung pada April 1955.<br /> Kesemua situasi diatas berpengaruh dalam GM, terutama tarikan masuk dalam politik. Tipologi pelembagaan partisipasi politik sat ini memang melalui saluran partai politik yang kental corak idioiloginya. Hampir kesemua saluran partai politik tersedot di sini. Masing-masing saluran partai politik kemudian hanya tampak sebagai instrumen perpanjangan (Underbouw) partai politik, dari mulai organisasi kemahasiswaan, organisasi petani, buruh, pers, dan sebagainya.<br /> GM pun larut dalam tipologi ini. Aktivits yang sempat melemah (kasuskeluarnya persatuan perhimpunan-perhimpunan mahasiswa Indonesia/PPMI-dari Dri Front pemuda Indonesia/FPI-pada kongres pemuda Indonesia, 8 Juni 1950), kini meningkat derastis dalam frem baru ini.<br /> Pergeseran ini sering kali menyulitkan kebersamaan. Afiliasi organ mahasiswa ke parpol berakibat pada metuncingnya hubungan antar organ. Belum lagi jika ketegangan itu diturunkan dari perbedaan idiologi. Front kiri dan kanan semakin jelas, yang direpresentasikan lewat perpecahan antara CGMI, GMNI, dan GMKI dengan HMI, PMKRI, dan Germasos, PMII sendiri di pimpin germasos.<br /> Organ mahasiswa yang terlibat di PPMI, dan merasa terjebak dengan keanggotaannya di IUS, mencoba keluar dari dominasi ini. Pada tanggal 15 Mei 1956 konfrensi Mahasiswa Antara Indonesia (KMAI) dilangsungkan untuk membahas masalah ini di asrama Daksinapati, UI. Namun, yang terjadi justru forum menjadi arena persaingan memperebutkan legitimasi kepeminpinan politik mahasiswa yang selama ini di pegang PPMI.<br /> KMAI kemudian ikut terlibat dalam gerakan mahasiswa internasional, termasuk mempersiaokan delegasi Indonesia untuk mengikuti Konfrnsi Mahasiswa Asia-Afrika (KMAA). Namun pertentangan idioloogis pulalah yang akhirnya menggagalkan bertemunya gerakan mahasiswa ini karena mereka menganggap KMAA adalah perpanjangan tangan IUS. Negara-negara yang menolak tersebut antara lain: Muangthai, India, dan Birma.<br /> Sementara itu, di tahun 1957 kondisi nasional semakin memberuk. Sejak akhir 1956 aksi protes diberbagai wilayah di Indonesia mulai diwarnai kekerasan bersenjata. Keterlibatan meliter dalam aksi-aksi ini sangat kental.ketegangan dalam internal tubuh meliter, perpecahan karena gesekan idiologis, perlawanan terhadap dominasi pemerintah pusat, dan lainya menjadi pemicu bagi lahirnya perlawanan-perlawanan di daerah. Dewan banteng di Sumatra tengah, dewan gajah di Sumatra utara, dan permesta di sulawsi selatan, adalah buktinya.kekacauan semakin besar, dan kabinet Ali II pun jatuh pada Januari 1957.<br /> Sukarno akhirnya mengambil langkah di berlakukannya darurat perangartinya menarik meliter untuk lebih dalam masuk politik.lebih lanjut sukarno melalui dekrit 5 Juli 1959 membubarkan dewan konstituante dan membentuk Kabinet Gotong Royong dan Dewan Nasional.<br /> Pilihan politik ini dalam banyak hal malah menambah ketegangan. Inilah awal dimulainya era Demokrasi terpmpin dimana kepentingan politik Sukarno tampil sentral dalam dalam pengelolaan konflik dalm tiga kekuatan besar yang menjadi kawan koalisinya-yang masing-masing sebenarnya saling berlawanan,-yakni PKI, NU, dan meliter.inilah formasi politik baru yang menyingkirkan faksi-faksi idiologis dalam percaturan politik Indonesia, sepeti kaum sosiali (PSI), Islam Modernis (masyumi), dan murbais (partai murba). Demokrasi terpimpin sesungguhnya secara substansif lebih cenderung otoriter, jika dibandingkan den gan otopiai demikrasi dsebagaiman diajarkan demokrasi liberal. Perlawanan dibernagai daerah adalah implikasi dari situasi ini, yang ditunjukkan oleh keterlibatan tokoh-tokoh di faksi tersingkir ini dalam gerakan “pemberontakan”.<br /> GM pun terseret dalam konflik elit ini (walau juga ada nilai idiologinya). Aktivis mahasiswa yang berbadsis UI Jakarta menggalang senat dari berbagai universitas dan membentuk federasi Majelis Mahasiswa Indonesia (MMI). Inilah organ nasional yang sebanding dengan PPMI. Namun karena lahir sebagai reaksi atas konflik elit, MMI gagal melibatkan dirnya dalam perjuangan yang lebih luas, yakni perlawanan terhadap-dalam bahasa demokrasi terpimpin-Neo kolonialisme-imperialisme (neokolim).<br /> Ini dapat terlihat dari ketidak terlibatan mereka dalam kasus pembenasan Irian Barat, sebagai mana yagn dilakukan PPMI, FPI, dan perserikatan pemuda islam seluruh Indonesia (porpisi) pada 24 april tepat pada deklarasi hari Solidaritas Internasional menetang kolonialisme dan imperialisme (kasus irian barat menunjukkan pertarungan Indonesia, belanda, dan amerika untuk memperebutkan minyak dan tambang lain, dismpin kedaulatan politk bagi pemerintahan Indoneasia).<br /> Tahun1957 dan seterusnya hingga masa demokrasi terpimpin adalah tahun suram bagi organisasi mahasiswa maupun masyarakat. Peran politik gagal menyentuh realitas ketidak adilan obyektif dalam masyarakat, seperti persoalan kemiskinan maisalnya. Banyak diantara mereka seperti di samping terjebak pada konflik elit. Juga tebelah dalam fragmentasi idiologos yang berlart-larut tanpa pemenang. Belum lagi munculnya politik baru yang di mainkan tentara (AD).<br /> Keterlibatan tentera dalam mempengaruhi pergerakan mahasiswa secara langsung di andai dengan pembentukan BKS-PM (badan kerjasamam pemuda-meliter) tanggal 17tanggal 17 Jini 1957. Bagi meliter, ini ditunjukkan untuk mengimbangi politik pengorganisasian masa oleh PKI, sekaligus kontrol politik atas kekuatan mahasiswa. Mereka yang mengikuti kesepakatan seperti Suktno (Pemuda Rakyat), S.M. Thaher (Pemuda Demokrat), A. Bochori (GPII), Wajhib Wahab (ansor) dari pihak pemuda, dan letkol Pamuraharjo dari pihak meliter. BKS-PM diresmikan 26 Jili 1957 terdiri dar 125 organisasi pemuda dari 6 federasi yang memiliki perwakilan di dewan penasehat BKS-PM.<br /> Upaya mengahiri kerisis politik melalui demokrasi terpimpin ditenggarai “kerinduan” akan cita bersama yang terkandung dalam UUD 1945. dekrit Sukarno 5 Juli 1959, di dukung juga oleh banyak kalangan, dari mulai partai politik yang kemudian berkawan dwngannya, Meliter dan juga GM (melalui PPMI, yang menekan sidang konstituamte pada tanggal 11 Juli 1959 di Bandung). Jika persoalan di masa mendatang justru lahir dari kegagalan UUD 1945 merespon perubahan situasi, maka kiranya lebih tepat niatan kembali ini semata sebagagi semangat kembali pada cita persatuan.<br /> Namun, dengan kembali pada UUD ’45, masih memerlukan tafsir baru yang pas dengan kebutuhan situasi yang terpimpin. Inilah yan gmelahirkan manifesto politik USDEK (UUD 1945, sosialisme Indonesia, demokratis terpimpin, ekonomi terpimpin dan keoribadian Indonesia). Singkatnya, persialan tafsir ini juga akan kembali mengemuka pada masa kedepan terutama pada saat konsolidasi rezim Orba yang memonnnopoli penafsiran UUD 1945.<br />Parpol/Ormas dipaksa ntuk menyesuaikan diri cengan situasi. Anggaran dasar setiap organisasi harus mencantumkan Manipol USDEK, dan yang tidak dianggap kontra revolusioner (kontrev) dan di bubarkan. Masyunmi, PSI, Murba, menjadi korban eksklusi politik ini, anak kandung organisasinya Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Gerakan Pemuda sosialis (GSP) dan GM sosialis di isolasikan.<br /> Semrntara itu, perekonomian semakin memburuk. Sanering terhadap rupiah, diumumkan oleh pemerintah pada tanggal 25 Agustus 1959, menjadikan nilainya tinggi 10 % saja dari nilai nominal. Perkiraan bahwa nilai uang akan kembali normal ternyata meleset. Jumlah uang yang beredar semakin banyak sehingga harga barang makin membumbung.<br /> Ada beberapa hal menurut Modjianto yang menyebabkan terjadinya situasi ini, yakni Pertama, penghasilan negara berkurang akibat turunnya ekspor karena pergolakan di berbagai daerah tidak kunjung reda. Kedua, nasionalisasi perusahaan belanda tidak membantu, karena tiadanya menejemen-menejemen yang cakap. PN, PDN, PPN yang yang didirikan dengan maksud dijadikan salah satu jalan untuk mempercepat tercapainya sosialisme di ndonesia, hanya menguntungkan segelintir elit. Keempat, biaya persiapan asian gemes IV, Kelima, perjalanan dinas sukarno keluarnegeri (dengan biaya negara), Keenam, tidak kundusifnya iklim politik bagi investasi modal asing, dan Ketujuh, ndonesia tengah focus terhadap kasus irian barat.<br /> Kekacauan ini menempatkan tntara (Nasution) dalam posisi signifikan-kadang malah menjadi penyebab kekacauan-karena kebaranianya melakukan intervensi. Tentara denan jelas banyak campurtangan dalam hal perekonomian. Perlakuan keras dan diskriminatifnya atas pedagang Arab, India, dan terutama Cina menambah kekacauan situasi ekonomi dan politik: merenggangnya hubungan diplomatic Jakarta-Peking dan instanilitas ekonomi karena dislokasi, penimbunan barang dan implikasinya, tingkat inflasi semakin serius.<br /> Untuk bersaing dengan kekuasaan Nasution Sukarno menempuh dua pokok: mendapatkan dukungan dari parpol yang berpusat dijawa dan merangkul AU berhubung AD sudah oleh nasution (M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia modernt,1991). PKI menapat ruang setrategis nya di sini. Antara 17 %-25 % DPRGR di isi oleh PKI, termasuk ketika sukarno membentuk MPRS. PKI hanya tidak terwakili dalam kabinet.<br /> Komposisi ini berpengaruh terhadap hubungan diplomatic Indonesia dengan dunia internasional. Kedekatan dengan Soviet, Cina, adalah konsekwensi dari konfigurasi kekuatan politik internalnya, lewat PKI maisaknya, namun semuanya di untungkan dari situasi ini. Kepentingan merebut iran barat pun digunakan tentera untuk menambah kedekatan dengan Uni Soviet. 1960 Camerad Khrushchev berkunjung keindonesia dan memberikan kredit sebesar $ 250 juta, juga pinjaman $ 450 juta, dalam bentuk persenjataan pada Januari 1961.<br /> Angkatan bersenjata bertambah kuat. Personelnya mencapai sekitar 300.000 prajurut pada akhir 1962. bantuan persenjataan tersebut sering juga di bagi berdasarkan preferensi politik Sukarno. AU dan AL banyak menerima bantuan karena dipandang sukarno lebih kooperatif.<br /> Di garis massa, PKI juga semakin berkibar. Keanggotaan BTI mencapai 5,7 juta, konon ¼-nya adalah petani dewasa, SOBSI hampir 3,3 juta. Awal 1963 anggota Pemuda rrakyat dan Gernawi mencapai 1,5 juta orang. Jumlah anggota PKI sendiri pada akhir 1962 lebih dari 20 juta yang yang menempatkannya sebagai partai komonis terbesa di negara non komonis mana pun (M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia modernt,1991).<br /> Pada kasus terselesainya sengketa Irian Barat, dalam beberapa hal justru di anggap merugikan pada format politik demokrasi terpimpin. Meliter ketakutan bila UU darurat perang akan di cabut dan akibatnya belanja meliter di kurangi, PKI juga takut terhadap politik yang kurang rasdikal akan menghalangi pertunbuhannya, begitu pula Sukarno merasa takut jika semangat rakyat yang berkobar pada masa rawan irian barat akan surut. Ketakutan yangsama juga dihadapi dalam konteks kasus luar negeri, yakni rencana pembentukan negara Malaysia yang di rencanakan sebagai persekutuan tanah melayu. Penolakan yang kemudian menjadi komoditas politik luar, dalam kepemimpinan propagandis demokrasi terpimpin: “Gayang Nekolim,” “Amerika kita seterika, Inggris kita linggis”.<br /> Kedekatan mahasiswa dengan meliter semakin jelas, yang ditunjukkannya dalam keikut sertaannya dalam pertahanan sipil melalui pembentukan resimen mahasiswa (Menwa). Pertama kali ini di bentuk pada tanggal 13 Juni 1956 di mana marwan bandung yang kemudian diikuti di universitas-universitas lainnya.<br /> Masa ini memang lebih banyak menjelaskan bagaimanan kedekatan GM dengan elit lebih menjadi kunsi bagi isu-isu pergerakan. Dalam situasi yang masih harmonis antara meliter dan PKI (seperti kasus irian barat), banyak kelomppok GM yang bias bertemu, terkecuali bagi mereka yang telah dieksklusi garis idiologinya dalam format politik demokrasi terpimpin. Trikora pada tanggal 19 Desember 1961 mendapat dukungan sepenuhnya dari mahasiswa. MMI dan PPMI membawa persoalan irian barat pada level nasional dan internasional melaui (IUS & ISC).<br /> Pada juli 1961 PPMI sempat melaksanakan kongres ke IV yang memutuskan pembentukan presedium yang terdiri dari GMNI, PMKRI, GMD, CGMI, PMB,-ekslutif yang dianggap berorientasi kiri. Pada saat yang sama, Germasos dan HMI berhasil masuk keorgan-organ local di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya yang kemudian membentuk SOMAL. Persaingan keduanya di tandai pada keterlibatannya pada isu-isu politik ataukah tidak sebagai propaganda pergerakan. Bagi SOMAL, PPMI seringkali di anggap terlalu terlibat dalam isu/ perisyiwa politis. Jika diruntut maka apa yang disuarakan somal dapat dicari benag merahnya dengan aspirasi MMI. Dan ini bekan yang aneh, jika dalam komposisi ekskutif MMI terdapat perwakilan dari akademi hukum meliter, dan PTIK yang sangat dekat dengan kepentingan meliter.<br /> Gerakan antar kedunya misalnya terungkap dalam penyikapan insiden di bandung rasial di bandung, Mei 1963. pernyataan konsulat PPMI di bandung menegaskan bahwa peristiwa ini tidak bermotif rasial, namun isu social yang diakibatkan oleh gap antara sikaya dan simiskin yang kian tajam.dalam kasus tersebut, konsulat PPMI di bandung pecah yang di ikuti 4 anggota PPMI bandung membentuk organ serupa dengan nama biro aksi mahasiswa. Keadaan ini di manfaatkan oleh MMI, yang mengiris organ pecahan PPMI di bandung tersebut dan membentuk majlis permusyawarata Indonesia (MAPEMI) agustus 1965.<br /> Titik kulminasi dari kekacauan semenjak 1963 menemukan klimaksnya pada tahun 1965. kenaikan harga jauh tidak berimbang dengan penghasilan. Sejak 1963, tariff kereta api naik 500%. Tariff jasa umum seperti listrik dan air minum naik 400%. Dampak terhadap kenaikan ini terasa pada harga-harga di pasar. Dalam kuartal 1963 harga rata-rata kebutuhan dasar di pasar di Jakarta naik dua kali lipat dari tahun 1962 (indeks 1953: 100, 1958:203, 1962:1006, dan kuartal ke dua 1963:2302).<br /> Ankatan bersenjatapun tidak luput dari problem finansial. Dalam catatan hermawan sulistyo, sejak 1963 angkatan bersenjata tidak mampu kembali membayar hutangnya. Akibatnya, sulit memperoleh dan merawat alat-alat perang. Suku cadang untuk pesawat tempur, radar, kapal dan system persenjataan lain tidak tersedia, sehingga banyak persenjataan moderent kalaitu tidak dapat di oprasikan.<br /> Kondisi keuangan riil meliter lebih rinci yakni pada 1959, (anggaran meliter termasuk oprasi-oprasi meliter) di alokasikan 32, 26% dari anggaran pemerintah. Untuk tahun-tahun berikutnya sebesar 34,99% (1960), 29,28 (1961), 34, 72% (1962), 22, 10% (1963), 26,71% (1964), dan 41,54% (1965)<br /> Kesukaran hidup rakyat ditepiskan lewat semboyan “AMPERA, berdiri di atas kaki sendiri” . deklarasi ekonomi (Dekon) 23 Maret 1963 justru memperioritaskan pembangunan ekonomi yang tidak produktif-populis (sarinah Depertemen store, tugu monas, gedung DPR/MPR, penyelenggaraan ganifo, dll). Hampir tiada pemikiran serius terhadap upaya recovery ekonomi.<br /> Di mana ada ujung lebar kesenjangan/kemiskinan, disanalah lading subur komonisme. Postulat ini agaknya tepat untuk mengilustrsikan prilaku PKI di saat krisis. Di puncak kerisis, PKI masih tetap bertahan dengan jargon-jargon anti klonialisme-imperialisme. Paling menonjol adalah aksi-aksi yang dilancarkan untuk menggayang film-film AS dengan tuduhan menjadi sarang CIA, yang mengenai kelompok-kelompok professional fungsional (muncul sejak1953) seperti seniman, pengarang, wartawan, orang perfilman, organisasi wartawan, organisasi mahasiswa (trend berdansa di diskotik).<br /> Pertentangan antara kelompok mahasiswa akhirnya tidak bias di hindari, yang terbialah antara yang pro atau kontra Manipol USDEK. Bahkan di ITB konflik ini meluas hingga isu rasial. PPMI bandung di bubarkan. Sementara itu, kongres IV MMI pada awal april 1964 di malino tak luput dari area perebutan pengaruh kekuatan politik di linkar utama kekuasaan. <br /><br /><br /></span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-78419483089154979752007-10-06T21:48:00.000-07:002008-01-30T20:14:29.399-08:00PROFILE KKPM 193Alamat : Jl Mutiara No.04 Tlogomas Malang 65144 Telp (0341)580009<br />e-mail : kkpm_193@plasa.com<br /><br />SEJARAH RINGKAS<br />Kelahiran KKPM bermula dari sekelompok pemuda yang sebagian besar aktifis mahasiswa yang ada di Malang Jawa Timur pada tanggal 18-20 Januari 2002 yang merefleksikan nasib demokrasi di Indonesia pada masa transisi.<br /><br />Dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 40 mahasiswa yang bergerak di berbagai sektor pendampingan: petani, buruh, kaum miskin kota, dan kesenian dapat disimpulkan bahwa demokrasi di Indonesia akan berjalan bila organisasi rakyat kuat.<span class="fullpost"><br /><br />Berbagai kebijakan pemerintah transisi yang tidak berpihak kepada kaum marginal menunjukkan organisasi dan gerakan rakyat sebagai inti gerakan sosial (sosial movement) di Indonesia masih lemah. Berangkat dari permasalahan yang mendasar ini, maka dibentuklah Kelompok Kajian dan Pengembangan Masyarakat yang disingkat dengan KKPM. Yang tugas utamanya adalah melakukan pengkajian (discourse), pendidikan (education), pengorganisasian (organizing), dan pendampingan (advocaty).<br />Pada perkembangannya KKPM lebih fokus pada penguatan organisasi rakyat di pedesaan dengan menumbuhkan kesadaran petani melalui proses pendidikan, penataan produksi, pengutan akses pasar dan peningkatan sumber daya lokal yang ada di pedesaan.<br />Akhirnya, perubahan menuju Indonesia yang berbasis “Desa Mandiri” merupakan cita-cita besar sebab desa merupakan tulang punggung bangsa.<br /><br />VISI<br />Terbangunnya manusia yang sadar akan identitas budaya (cipta, rasa dan karsa) akal budi (etis dan teologis) dan cita-cita luhur sebagai pengerak utama terciptanya masyarakat yang berkeadilan sosial.<br /><br />MISI<br />Mengupayakan masyarakat untuk mampu memenuhi kebutuhan praktis (sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan) dan strategis (melalui kerja-kerja kebudayaan yang berperadaban.<br />Nilai-nilai<br />keadilan sosial<br />kedaulatan<br />kemandirian<br />keseimbangan dan keselarasan<br />kerakyatan<br />kebebasan<br />kebersamaan dalam keragaman<br /><br />TUJUAN UMUM<br />a.memfasilitasi terbangunnya tatanan masyarakat pedesaan yang berdaulat, berkesadaran, berdaya dan keadilan sosial.<br />b.Penguatan KKPM sebagai lembaga dan komunitas pelayan masyarakat dalam rangka mewujudkan gerakan sosial yang kuat melalui dukungan ilmu dan teknologi serta dukungan financial.<br /><br /><br />TUJUAN KHUSUS<br />Terwujudnya desa yang mandiri yang mampu membela dirinya sendiri dan kehidupan sosial, nasional dan bangsa dalam ekonomi, politik dan budaya melalui pelaksanaan reforma agraria yang sejati (land reform by leverage). Akses modal dan teknologi yang memadai serta peningkatan sumber daya lokal yang menjunjung tionggi nilai kesetaraan gender.<br /><br />METODOLOGI<br />mengadakan forum-forum sebagai media interaksi untuk menghasilkan kesepakatan-kesepakatan dan pengembangan pola pikir transformatif<br />aksi refleksi yang menghasilkan praksis dengan mengunakan analisa sosial (struktural, historis, gender dan analisis lingkungan)<br />musyawarah dalam format baru yang berakar pada budaya rakyat dan aktual dalam strategi, metode, pemecahan problematik dan materi<br /><br />PROGRAM POKOK<br />a.Pendampingan Komunitas Pedesaan<br />b.Pendidikan Musyawarah<br />c.Pengembangan Jaringan dan Aliansi Strategis<br />d.Pengembangan Pertanian berkelanjutan<br />e.Penelitian, Penerbitan dan Penyebaran Informasi Pedesaan<br /><br /><br /><br />Bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan<br />1.pendampingan kasus tanah petani di Desa Dengkol Kecamatan Singgosari, Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, dan Desa Tlogosari Kecamatan Tirtoyudo tahun 2002 sampai sekarang.<br />2.memfasilitasi pertemuan kelompok tani se-malang raya<br />3.pendidikan politik bagi kaum perempuan di kecamatan kepanjen dan kecamatan singgosari kabupaten malang tahun 2004.<br />4.pendidikan musyawarah di kelompok tani Desa Tlogosari Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang dan di Serikat Petani Gunung Biru Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu tahun 2004<br />5.penelitian dan pengkajian kemiskinan (partisipatory poverty assessment) di desa Tlogosari Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang tahun 2004<br />6.menyusun Strategi Penangulangan Kemiskinan bersama masyarakat (Poverty Reduction Strategy Paper) di desa Tlogosari Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang tahun 2004<br />7.Temu Kader Petani dan Pendidikan Globalisasi se- Jawa Timur tahun 2004<br />8.Pembibitan Tanaman Nilam di Serikat Petani Gunung Biru Desa Tulungrejo Batu tahun 2005<br />9.Pembibitan Tanaman Kopi di kelompok Tani Antansari Desa Tlogosari Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang tahun 2005<br /><br />STRUKTUR ORGANISASI PERIODE 2004/2005<br /><br />Ketua; M. Fadllil Kirom<br />Bidang Keorganisasian<br />a.Unit admistrasi dan keuangan<br />Iskandar<br />M Rifai<br />b.Unit Pengkaderan<br />Arif Wahyudi<br />M. Sholahuddin<br />c.Unit Humas<br />Miftahul Huda<br />Imran Rosyawan<br />d.Unit Litbang<br />Imam Hambali<br />Bidang Program<br />A.Unit SA (Sustainable Agriculture)<br />Imam Muhtarom<br />Sugiono<br />B.Unit Pendidikan dan Aadvokasi<br />Indra Mauluddin<br />Aqib Ardiyansyah<br />C.Unit kampaye<br />M. Saad Satriawan<br />Dedi Putra<br />D.Unit Gender<br />Muflihatul Fuadah<br />Sofiah Sari<br /><br /></span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-18845317421949829472007-09-30T08:54:00.000-07:002007-09-30T09:14:44.912-07:00O R A S I<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv1-qvI19gSLoVX7EIKCyjwuXl7fCk1j5ga6caRj0ujG2XP6VVZOUIAy6oMhslMjBltbwJKLXNpBtQnbA-HeHyYOiXhwr5ZguUnqwSTr8pH8Bvc6u4o-7Tz-vygrGeVh8CPp2iVKA_LNEY/s1600-h/oras.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv1-qvI19gSLoVX7EIKCyjwuXl7fCk1j5ga6caRj0ujG2XP6VVZOUIAy6oMhslMjBltbwJKLXNpBtQnbA-HeHyYOiXhwr5ZguUnqwSTr8pH8Bvc6u4o-7Tz-vygrGeVh8CPp2iVKA_LNEY/s320/oras.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5116031095288757362" border="0" /></a>Secara definitif, tehnik orasi merupakan kemampuan orang perorang yang digunakan untuk suatu tujuan tertentu, menggerakkan, memberi informasi, memberi penjelasan ataupun mempengaruhi dan memberikan sugesti kepada orang lain. Maka membicarakan kemampuan di sini berarti pula membicarakan sebuah kiat ( seni ) dari hasil eksperimentasi yang dilakukan orang perorang, meski pun dalam beberapa hal memiliki kesamaan kesamaan.<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">Isi</span><br />Orasi dapat berisi suatu pesan kepada khalayak, informasi berkaitan dengan tujuannya (politis, ilmiyah dsb), penjelasan (argumentasi terhadap suatu persoalan), persuasif (mempengaruhi psikilogi massa) dan memberi sugesti kepada massa (agitasi)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Orasi yang baik</span><br />Orasi yang baik merupakan orasi yang mempunyai tujuan dan sasaran dari sebuah kepentingan, yang ini kaitannya dengan apakah pendengar akan mengerti maksud dari bahan yang diorasikan. Beberapa hal penting yang musti diperhatikan dalam penyampaian orasi adalah hal hal sebagai berikut:<br /><br />-penguasaan materi. Baik materi induk atau pun materi penunjang yang digunakan sebagai pendukung dari kepentingan yang dipakai dalam orasi<br />-mengetahui tujuan dan target orasi<br />-memperhatikan kondisi massa, baik kondisi kognitif, psikologis (emosi) ataupun kehendak massa. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan yang ada dalam kolektif massa agar percaya bahwa orasi ini tidak hanya untuk tujuan perorangan tapi bersama (termobilisir). Contoh massa aksi.<br />-menggunakan bahasa yang dipahami massa pendengar. Baik kemampuan pilihan kata, mimik dst.<br />-berusaha percaya pada massa agar tidak terkesan orasi yang disampaikan menggurui.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Macam Orasi (propaganda)</span><br />Terdapat beragam orasi sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Dalam versi IOPA terdapat beberapa poin:<br /><br /><span style="font-style: italic;">name calling</span><br />. Yaitu orasi dengan memberi julukan/sebutan dengan maksud merendahkan. Misalnya pengacau, penjilat dst.<br /><br /><span style="font-style: italic;">glittring generalist</span><br />. Yakni penonjolan gagasan dan pengidentifikasian diri dengan yang serba agung. Misal, atas nama rakyat dsb.<br /><br /><span style="font-style: italic;">transfer</span><br />. Yakni orasi dengan memakai pengaruh dari tokoh tokoh berpengaruh atau menggunakan prestise dari suatu yang luhur dan mempunyai otoritas sanksi. Misal, menurut Gramsci. Atau seperti firman tuhan...<br /><br /><span style="font-style: italic;">plain folks</span><br />. Yaitu orasi dengan identifikasi terhadap ide untuk menunjukkan pengabdian kepada khalayak (pendengar)<br /><br /><span style="font-style: italic;">badwagon technique</span><br />. Yaitu orasi dengan penonjolan pada sukses yang dicapai.<br /><br />Selain ituberbeda dengan IOPA, Buku Propaganda baru membedakan orasi berdasarkan aspek psikologis dari komunikan :<br /><br />-penyampaian dalam bentuk sederhana dan di ulang ulang dengan penonjolan slogan.<br />-penyampaian propaganda secara terang terangn tapi menanamkan sugesti secara lambat sambil menyembunyikan tujuannya.<br />-menimbulkan hubungan dengan cara menumbuhkan kepentingan umum dan pribadi.<br />-penyampain orasi berdasarkan sikap penduduk yang ada.<br />-membangkitkan sikap yang dapat mendukung masalah yang dikemukakan dalam orasi dengan cara menghindarkan diri dari sikap menentang.<br />-penggunaan sugesti yang bersifat negatif berbentuk counter propaganda dengan maksud melemahkan posisi lawan<br />-menyebarkan berbagai bentuk bujukan terhadap penduduk/mempengaruhi.<br /><br />Orasi memiliki peran yang sanat penting dalam penyampaian maksud dan tujuan atas ssuatu kepentingan. Maka tentu sudah menjadi tuntutan bagi seorang orator untuk memahami betul fungsi tersebut. Bahwa yang terlebih penting lagi adalah bagaimana menggunakan media orasi bukan semata sebagai alat mobilisasi kepentingan, tapi adalah sebagai alat pendidikan massa.<br /></span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5049838036666780537.post-70893344533379628712007-09-30T08:02:00.000-07:002007-09-30T08:29:05.544-07:00Ego - Super Ego - ID<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtwVM-JC77KgiCxnQF7XDfKslQnOfNKe2laSsmpfohES9yxRR9Sm5zTTHfisDqHsM4MTbgt5cV9SKEWF2ilUqlOqwEa0zDmoRmsIM4yCiFSxFQ-EpSr3qYRJYD8H1EHwpMRjLHwt2NdmoR/s1600-h/diskus2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 151px; height: 125px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtwVM-JC77KgiCxnQF7XDfKslQnOfNKe2laSsmpfohES9yxRR9Sm5zTTHfisDqHsM4MTbgt5cV9SKEWF2ilUqlOqwEa0zDmoRmsIM4yCiFSxFQ-EpSr3qYRJYD8H1EHwpMRjLHwt2NdmoR/s200/diskus2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5116013172390231090" border="0" /></a>Seperti yang kita ketahui, pada dasarnya manusia adalah makhluk individu dan sekaligus sosial. Adakalanya kita sebagai manusia merasa tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan yang lain, namun di sisi lain kita juga tak dapat begitu saja mengabaikan kepentingan diri sendiri yang paling pribadi. Keseimbangan antara kepentingan pribadi dan yang bersifat umum ini baik langsung maupun tidak pada akhirnya berpengaruh pada pola hubungan inter-manusia.<br /><br />Ego, Jika keseimbangan tersebut belum dapat tercapai maka sebagai akibatnya hubungan antar manausia pun akan pula belum dapat dikatakan proporsional (ideal) disebabkan oleh dominasi ego yang berlebih (egoisme-?). , -- yang menurut ilmu psikologi berarti bawah sadar – jika tidak dapat dikendalikan oleh Super Ego (yang berisi serapan nilai, norma dan aturan), maka dipastikan akan berpengaruh pada pernyataan identitas diri (ID) di hadapan realitas sosial.<br /><br />Apa hubungan antara Ego, Super Ego dan ID ini pada hubungan sosial? Ego adalah keinginan yang terlahir dari diri kita yang ingin diwujudkan pada kehidupan nyata. Namun menyampaikan Ego secara telanjang seperti ini tidaklah mudah. Ego yang berisi keinginan murni tersebut selanjutnya akan ‘bertemu’ dulu dengan Super Ego yang berisi nilai nilai yang hidup di tengah masyarakat, yang berfungsi sebagai filter atas Ego. Setelah Ego disaring oleh Super Ego maka pada fase selanjutnya akan termanifestasikan sebagai identitas diri (ID). Dari ID inilah akan dapat dilakukan penilaian, apakah hubungan antar manusia sudah cukup seimbang. Jika Ego tidak banyak tersaring oleh Super Ego -- yang pada akhirnya memunculkan ID --, maka kepentingan pribadi (individual) akan menjadi lebih dominan tanpa pertimbangan kepentingan bersama (sosial).<br /><br />Tanpa kita sadari seringkali Ego ini nyelonong begitu saja, melompat tanpa kendali Super Ego. Misal saja, karena urusan eksistensi kita lantas menepuk dada dan berjalan dengan pongah tatkala sedang merasa lebih mampu melakukan sesuatu dibanding orang lain. Keinginan bawah sadar kita (Ego) saat itu adalah sebuah pengakuan publik akan kemampuan yang kita miliki. Padahal bisa jadi keberhasilan tersebut tidak semata mata tercapai ansich oleh diri kita sendiri, melainkan disebabkan juga oleh ‘campurtangan’ faktor-faktor – termasuk orang lain -- yang mungkin mendukungnya, mungkin! Kebanggaan tidaklah salah dan kegembiraan meraih kemenangan bisa jadi daya dorong prestasi ke depan. Namun demikian rasa menang yang didorong oleh semangat Ego tanpa sentuhan Super Ego tentu akan bertabrakan langsung dengan nilai yang dipercaya suatu masyarakat dimana kita menjalani hidup, dan ini dapat dilihat dari ID sebagai pernyataan ‘jadi’. Pada titik ini kita dapat refleksikan bersama, betapa kita dapat lakukan apa saja berdasarkan keinginan dasar kita, namun yang harus diingat adalah bahwa kita tidaklah hidup sendirian saja. Kita menilai dan dinilai dalam berbagai perspektif yang berkembang yang mengantarkan kita selanjutnya-- dengan berdasar keseimbangan hubungan yang melibatkan Ego dan Super Ego ini – menjadi bagian dari diskursus pembentukan nilai-nilai yang kemudian akan diserap kembali oleh Super Ego dan memaklumkan keberadaan ID.<span class="fullpost"></span>KKPM 193http://www.blogger.com/profile/00102037072758900047noreply@blogger.com0